Selasa, 01 November 2016
Sabtu, 29 Oktober 2016
RETORIKA KELOMPOK 5 TAHAP-TAHAP PIDATO
RETORIKA
DEWI
JAFAR
MUHAMMAD MURSYID
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016-2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur atas kehadirat Allah SWT melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta kenikmatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Serta tak lupa saya hanturkan salam dan salawat bagi junjungan kita yakni Nabi Muhammad Saw yang
telah membawa kita kedalam kehidupan yang lebih baik lagi.
Tak
lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini, namun saya menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah oleh karena
itu saran dan kritik akan sangat diperlukan demi perbaikan makalah ini. Saya berharap dengan selesainya makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca dan berharap agar pembaca dapat memahami maksud
dari makalah ini.
Makassar, oktober
2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara yang bisa meningkatkan
kualitas sipembicara itu sendiri, serta mampu membuat pendengar terbuai dengan
apa yang kita bicarakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun hal itu
bisa dilakukan oleh pembicara dengan ilmu atau jurus-jurus jitu dari retorika.
Dalam retorika dikatakan pembicara dituntut mampu berbicara yang menarik,
mempunyai nilai informasi,bersifat menghibur, dan tentu mempunyai pengatuh atau
berpengaruh bagi pendengar. Retorika adalah seni berkomunikasi secara lisan
oleh seseorang kepada sejumlah orang secara langsung bertatap muka. Pada
makalah ini akan membicarakan tahap apa saja mengenai persiapan berpidato.
Sehingga pidato yang kita memiliki daya tarik, informative, rekreatif, dan persuasive.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah
Pengertin Pidato?
2.
Apakah
jenis-jenis pidato?
3.
Bagaimnakah Memilih Topik Dan Tujuan?
4.
Bagaimanakah Teknik Mengembangkan Pokok
Bahasan?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui persiapan apa saja yang dibutuhkan dalam pidato
b. Untuk mengetahui jenis-jenis pidato
c. Untuk mengetahui bagai mana
memilih topik pidato yang baik serta tujuan pidato
d. Untuk mengethui teknik
pengembangan pokok bahasan dalam pidato.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pidato
Sebelum kita mengetahui jenis-jenis
pidato, bagaimana menentukan topik yang baik dan benar dalam berpidato, tujan
dari pidato, dan serta pengembangan bahasa. Sebaiknya kita tahu dulu apa itu
pidato? Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik disampaikan kepada
orang banyak. James H. McBurne dan Ernest J. Warage mendefinisikan pidato
sebagai “ Komunikasi gagasan dan perasaan dengan mengunakan lambang-lambang
yang terlihat dan terdengar berasal dari pembicara itu”. Dari definisi diatas
dapat disimpukan, pidato adalah ungkapan yang dilakukan dengan sengaja didepan
orang banyak yang berisikan pesan-pesan berupa pemberitahuan, mempengaruhi, dan
hiburan yang teratur, sistematis serta bertujuan yang jelas.
A. Jenis-Jenis Pidato
Jenis pidato terbagi
empat, yaitu :
1. Impromtu
2. Manuskrip
3.
Memoriter
4. Ekstempore
Pidato Impromtu adalah pidato yang
dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Bagi pembicara
yang berpengalaman impromtu tidak masalah, malah memberi keuntungan tersendiri
baginya. Tapi bagi yang belum terbiasa alaias tidak berpengalaman impromtu
merupakan momok yang terbesar baginya, karena bingung mau berbuat apa. Pada hal
disuruh pidato bukan goyang lutut dan nyengir-nyengir tak jelas.
Berikut keuntungan dan kelemahan
jenis pidato impromtu:
KEUNTUNGAN
1. Impromtu lebih dapat
mengungkapkan perasaan yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih
dulu pendapat yang disampaikannya.
2. Gagasan dan pendapatnya
dating secara sepontan, sehingga tanpak segar dan hidup.
3. Impromptu memungkinkan anda terus
berpikir.
KELEMAHAN
1. Impromtu dapat menimbulkan
kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.
2. Impromtu mengakibatkan
penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancer.
3. Gagasan yang disampaikan
bisa “acak-acakan” dan ngawur
4. Karena tiadanya persiapan
kemungkinan demam “panggung” besar sekali. Disarankan bagi yang belum
berpengalaman, impromtu sebaiknya dihindari dari pada anda tampak “Bodoh” di
hadapan orang lain.
Pidato Manuskrip adalah pidato
dengan naskah. Biasanya jenis pidato ini juru pidato membacakan naskah
pidatonya dari awal hingga akhir. Pidato manuskrip bukan jenis pidato yang
baik. Namun jenis pidato ini perlu digunakan tujuannya untuk menghindari
kesalahan. Biasanya jenis pidato ini di gunakan ketika anda diminta untuk
melaporkan keadaan keuangan, beberapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan
beberapa pengeluarannya dituang dalam bentuk naskah kemudian dibaca. Jika tidak
dituang kebentuk naskah dikhawatirkan terjadi kesalahan apa yang akan
disampaikan dengan apa yang disampaikan. Keuntungan dan kerugian dari pidato
manuskrip:
KEUNTUNGAN
1. Kata-kata dapat dipilih
sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang
gemblang.
2. Pernyataan dapat dihemat,
karena mankrip dapat disusun kembali
3. Kefasihan bicara dapat
dicapai karena kata-kata sudah disiapkan
4. Hal-hal yang ngawur atau
menyimpang dapat dihindari
5.Manuskrip dapat diterbitkan atau
diperbanyak.
KERUGIAN
1.
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung
kepada mereka.
2. Pembicara tidak dapat
melihat pendengar dengan baik karena ia lebih berkosentrasi pada teks pidato,
sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku.
3. Umpanbalik dari pendengar
tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan.
4. Pembuatannya lebih lama.
Pidato Memoriter adalah pidato yang
ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata. Pada pidato
jenis ini asalkan anda memiliki kemampuan menghapal yang kuat tidak masalah,
bagi yang tidak bisa-bisa dirumah ada teks pidatonya sampai dipedium teksnya
hilang.
Keuntungannya; jika hapal pidato
anda akan lancar, tapi kerugiannya; anda akan berpidato secara datar dan
menonton, sehingga tidak akan mampu menarik perhatian pendengar.
Pidato Ekstempore adalah pidato yang paling
baik dan paling sering digunakan oleh juru pidato yang berpengalaman dan mahir.
Dalam jenis pidato ini juru pidato hanya mempersiapkan out-line/ garis-garis
besar dan pokok-pokok bahasan penunjang / supporting points saja. Out-line
merupakan kompas bagi pembicara dalam mengatur gagasan yang ada dalam pikiran
kita.
Keuntungan pidato ekstempore ialah
komunikasi antara pembicara dan pendengar lebih baik, karena pembicara
berbicara langsung kepada pendengar. Pesan yang disampaikan dapat fleksibel
untuk diubah sesuai kebutuhan. Pidato jenis ini perlu latihan yang intensif
bagi pelakunya.
2.2 Jenis-Jenis Pidato
bila
dilihat dari tujuan pokok pidato yang disampaikan bisa di identifikasi kedalam
jenis.
1. Jenis pidato informatif
2. Jenis pidato persuasif
3. Jenis pidato rekreatif
Pidato informatif yaitu pidato yang
tujan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang
sesuatu.
Pidato persuasif yaitu pidato yang
tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan
kita secara sukarela.
Pidato rekreatif yaitu pidato yang
tujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain.
Ketiga jenis pidato ini tidak dapat
berdiri sendiri, melainkan saling melemgkapi satu sama lain.
2.3 Memilih Topik Dan Tujuan
Kita sering kebingunan dalam menentukan
topik yang baik, seakan-akan dunia ini kekeringan bahan pembicaraan. Pada hal
setiap orang mempunyai keahlian spesifik. Setiap orang punya ahli dibidangnya
masing-masing. Untuk memilih topik yang baik itu sebenarnya mudah asal kita
tahu kriteria topik yang baik itu seperti apa.
a. Kriteria topik yang baik
Topik harus sesuai dengan latar
belakang pengetahuan anda. Maksudnya; kita jangan memilih topik yang kita tidak
paham apa yang akan kita sampaikan, tapi pilihlah topik yang sederhana yang
kita paham dan pendengarpun paham. Contoh : Ketika kita diminta berpidato didepan
para nelayan. Maka kita cari topik yang kita paham atau kita kuasai tentang
nelayan. Misalnya kita paham tentang memasang pukat supaya ikan tidak lepas/
keluar. Jangan pula kita bicara cara memperbaiki mesin pompon yang tiba-tiba
mogok, tentu akan ling-lung sebab kita tidak punya pengetahuan tentang mesin.
a. Topik harus menarik minat
ada Topik yang enak dibicarakan, tentu topik yang kita
senangi misalnya kita senang bercocok tanam, tentu topik yang kita suka masalah
pertanian, bukan masalah bisnis atau lainnya.
b. Topik harus menarik minat pendengar
Kita harus berbicara tentang sesuatu yang diminati
pendengar. Biasanya hal-hal yang menarik perhatian itu sangat tergantung pada
situasi dan latar belakang khalayak/hadirin. Hal-hal yang baru dan indah yang
menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik, ketegangan, ketidak pastian,
hal yang berkaitan dengan kelurga, humor, rahasia, atau hal-hal yang memiliki
manfaat nyata bagi hadirin.
c. Topik harus sesuai dengan
pengetahuan pendengar
Betapa baikpun topik pembicaraan, jika
tidak dapat dicerna oleh pendengar juga tidak baik. Karena pendengar mendengar
apa yang disampaikan ingin tahu apa yang disampaikan. Bila mereka tidak paham
untuk apa didengar.
d. Topik harus jelas ruang lingkup dan
pembatasannya
Topik yang baik tidak boleh terlalu luas. Maksudnya kita
tidak boleh mengangkat topik yang bersifat umum tapi pilihlah yang khususnya
kita bisa ambil contoh; Topik cara berternak ikan lele. Jangan cara berternak
ikan saja, sebab itu akan membuat pendengar lebih suka dan lebih mudah diserap
oleh pendengar.
e. Topik harus sesuai dengan waktu dan
situasi
Kita
harus mampu membaca waktu dan situasi, misalnya waktu kita sekitar 15 menit
maka kita harus memilih topik yang kira-kira isinya sedikit, begitu juga
peserta siapa, waktunya kapan jadi kita bisa menggunakan strategi-strategi yang
sesuai. Bila pendengarnya remaja tentu berbicara masalah kenakalan remaja
tentang bahanya narkoba. Jangan pula berbicara pada anak remaja masalah
berhubungan suami istri yang baik kita bicarakan. Bisa kacau jadinya, kacau
disini bukan soal pembicaraannya tapi kacau penerapannya nanti.
g. Topik harus
dapat ditunjang dengan bahan yang lain
Maksudnya
kita boleh mencari dari berbagai sumber, bisa menurut buku, kamus, para ahli,
atau pengalaman. Sehingga bisa mengaitkan harapan dengan bukti ril dilapangan,
dengan begitu membuat pendengar lebih paham dan tertarik untuk mencoba.
Setelah pemilihan topik kita mesti
merumuskan judul.
1. Merumuskan Judul Pidato
Hal yang erat
kaitannya dengan topik adalah judul. Bila topik adalah pokok pembahasan yang
akan diulas, maka judul adalah nama yang diberikan untuk pokok pembahasan itu.
Judul yang baik harus memenuhi tiga syarat yaitu ;
a. Relevan
b. Propokatif
c. Singkat
Relevan artinya ada hubungannya dengan pokok-pokok bahasan. Propokatif
artinya dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiame pendengar. Singkat
berarti mudah ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya, dan mudah diingat.
2. Menentukan Tujuan Pidato
Ada dua tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
Tujuan
umum pidato dirumuskan dalam tiga hal yaitu memberitahukan, mempengaruhi, dan
menghibur. Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan umum.
Tujuan khusus ini bersifat kongkret dan dapat diukur tingkat pencapaiannya atau
dapat dibuktikan.
2.4 Teknik Mengembangkan Pokok
Bahasan
Ada enam macam teknik pengembangan
teknik pembahasan dalam berpidato:
1. Penjelasan
Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah
atau kata-kata yang disampaikan. Misalnya, dengan cara memberikan pengertian
atau definisi. Contoh : Istilah Iman kepada Allah, dapat dijelaskan dengan
kalimat” Iman adalah rasa percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di
dalam hati dan dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.”
2. Contoh
Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan, sehingga
lebih mudah untuk dipahami.
3. Analogi
Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya. Misalnya ; membandingkan manusi dengan
monyet secara biologis.
4. Testimoni
Testimoni adalah pernyataan ahli yang kita kutip untuk
menunjuang pembicaraan kita.
5. Statistik
Statistik adalah angka-angak yang dipergunakan untuk
menunjukkan perbandingan khusu dalam jenis tertentu. Misalnya ; melukiskan
betapa bokbroknya akhlak generasi muda Tanjungpinang, “saudara-saudra menurut
hasil survai 95 persen remaja di Tanjungpinang tidak perawan lagi.
6. Perulangan
Perulangan adalah menyebutkankembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk menegaskan dan meningkatkan
kembali terhadapa apa yang kita sampaikan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan Bab II maka dapat kita simpulkan dalam tahap persiapan pidato yang
dapat kita perhatikan atau kita tinjau yaitu jenis-jenis pidato, jenis pidato
ada empat, pertama impromtu, kedua manuskrip, ketiga memoriter, dan keempat
ekstempore. Dengan mengetahui jenis-jenis ini tentu mempermudah kita dalam
berpidato. Berikutnya memilih topik dan tujuan pidato. Dalam pemilihan topik
banyak sekali yang harus diperhatikan dan dipertimbangakan. Seperti
pengetahuan, pendidikan, situasi, dan lainnya. Tujuannya tidak lain dan tidak
bukan agar pidato kita terarah, tepat sasran, dan bermanfaat tentuna. Teknik
dalam mengembangkan pokok pembahasan, seperti penjelasa, contoh, anologi,
testimony, statestik, dan serta pengulangan. Hal ini bertujuan untuk mempemudah
pendengar mencerna terhadap pesan yang kita sampaikan.
B. SARAN
B
Tidak ada yang tidak bisa kita
kuasai dan kita miliki bila kita mau belajar dan berlatih. Yang terpenting
milikilah motivasi untuk maju dan berkembang. Kita pasti mampu mencapai
keberhasilan yang diinginkan. Kehadiran makalah ini mungkin sedikit mambantu
anda dalam menyelesaikan permasalahan yang anda butuhkan yang berkaitan dengan
berbicara (berpodato). Berikut beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat
bagi semua pihak yaitu :
Mulailah berlatih dengan
disertai rasa kemauan yang kuat terhadap apa yang kita inginkan supaya kita
bisa berpidato dengan baik. Baik kepada siapa, kapan saja, dan dimana saja.
2) Jangan pernah merasa malu untuk bertanya,
dan jangan pernah takut gagal ketika berlatih karena tidak ada keberhasilan
tanpa adanya kegagalan. Milikilah rasa motivasi diri yang kuat karena dengan
motivasi itu mempertandakan kita sudah mulai kearah yang kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)