Kamis, 10 Maret 2016

tugas akhir morfologi (afiksasi)



AFIKSASI


Description: C:\Users\Master Com\Documents\Logo UNM Cantik.jpg
 







Disusun Oleh :
WIWIN RASMAWATI
1551040025


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Afiksasi”. Tak lupa pula kita haturkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang lebih baik.
Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca dapat membantu saya membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah berjudul afiksasi ini ,kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadappembaca


Makassar, 18 Desember 2015
                                                   
Wiwin Rasmawati




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH 1
1.2  RUMUSAN MASALAH 1
1.3  TUJUAN DAN MANFAAT 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
2.1  PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI  2
2.2  MACAM-MACAM AFIKS 3
2.3  AFIKSASI PEMBENTUKAN VERBA,NOMINA,DAN ADJEKTIVA 9
BAB III: PENUTUP 20
3.1  KESIMPULAN 20
3.1  SARAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas tentang masalah berbahasa yang didalamnya terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena dalam bahasa terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul gagasan untuk lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian morfologi tentang afiksasi. Afiksasi adalah imbuhan kata yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi satu sama lain sehingga pengetahuan tentang afiksasi sangat perlu untuk diketahui.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Dalam  makalah  ini beberapa yang akan dibahas sebagai berikut.
1.      Apa pengertian Afiks dan Afiksasi ?
2.      Apa saja macam-macam Afiks?
3.      Bagaimana afiks dalam pembentukan verba ,nomina dan adjektiva ?

1.3  MANFAAT DAN TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu :
1.      Untuk mengetahui apa itu afiks dan afiksasi
2.       Untuk mengetahui macam-macam afiks
3.      Untuk menetahui fiks dalam pembentukan verba,nomina dan adjektiva






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI

Adapun pengertian afiks dan afiksasi menurut sumber dan  para ahli
1.      Kridalaksana, 1993
Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya
2.      Richards, 1992
Afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata.
3.      A.Chaer (106: )
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba,berkategori nomina maupun berkategori adjektiva.
4.      Kamus Besar Bahasa Indonesia
Afiksasi adalah proses atau  hasil penambahan afiks pada kata dasar

 Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bawa afiksasi adalah penggabungan antara morfem-morfem untuk membent kata baru dan menghasilkan makna gramatikal yang baru yaitu dengan menempelkan atau mwnambahkan unsur selainnya.
 Selain itu Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar , (2) afiks dan (3) makna gramatikal  yang dihasilkan.Proses ini dapat bersifat inflektif dan derivatif Namun proses ini tidak berlaku untuk semua bahasa .Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang dapat disegmentasikan ,misalnya meja,beli makan dan sikat dalam bahasa Indonesia, dan go, write, sing dan like dalam bahasa inggris. Dapat juga berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang pada kata keterangan, berlaku pada kata memberlakukan, dan aturan pada kata beraturan.Dapat juga frase, seperti ikut serta pada keikutsertaan, istri simpanan pada istri simpanannya, dan tiba di Jakarta pada setiba di Jakarta
Afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang didalam satu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata lain untuk membentuk kata baru. Misalnya kata minuman. Kata ini terdiri dari dua unsur, ialah minum yang merupakan kata dan -an yang merupakan satuan terikat. Maka morfem -an diduga merupakan afiks. Sebelum -an ditetapkan sebagai afiks, harus diteliti lebih jauh, apakan –an itu mampu melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis afiks, yaitu afiks inflektif dan afiks derivative. Yang dimaksud dengan afiks inflektif adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigm infleksional. Misalnya -s pada kata books sebagai penanda jamak, atau ed  pada kata looked sebagai penanda lampau dalam bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya prefiks me yang inflektif dan me derivatif. Sebagai afiks inflektif prefiks me- menandai bentuk kalimat induktif aktif. Sebagai kebalikan dari prefiks di- yang menandai bentuk indikatif  pasif. Sebagai afiks derivatif, prefiks me membentuk kata baru , yaitu yang identitas leksikalnya tidak sama dengan bentuk dasarnya. Misalnya terdapat pada kata membengkok yang berkelas verba dari dasar adjektiva ; atau mematung yang berkelas verba dari dasar nomina.




2.2 MACAM-MACAM AFIKS
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) awalan dan akhiran (konfiks). Tetapi dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,sufiks,konfiks, kombinasi afiks(klofiks), simulfiks, superfiks, interfiks dan transfiks.

2.2.1                    Prefiks (Awalan)
Yaitu imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Imbuhan asli  di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
·         di-                   : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
·         memper-          : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
·         ber-                  : berdiri, berlari, bertamu, berjalan
·         per-                  : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil
·         pe-                   : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis

berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
·         a                      : amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau
‘tidak ber’.
·          multi               : multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’
·         anti                  :antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya
bertentangan atau melawan
·         mikro               : mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’
·         non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’
2.2.2                    Infiks ( Sisipan)
Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
·         el-                    : telunjuk,pelatuk
·         er-                    : seruling, gerigi
·         em-                  : temali, kemuning, kemilau,
·         in-                    : kinerja, sinambung,tinambah           

2.2.3                    Sufiks (Akhiran)
Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
·         -kah               : bagaimanakah, apakah, siapakah
·         -kan               : ambilkan, siapkan, tuliskan
·         -an                 : makanan, minuman, akhiran
·         -i                    : temani, sadari, renungi
·         -nya               : ibunya, temannya, anaknya
·         -man              : seniman
·         -wati              : seniwati
·         -in                  : hadirin
·         -wi                 : manusiawi



2.2.4                    Konfiks (Awalan dan akhiran)
Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata. Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
·         Ber-an             : berdatangan, berkenalan
·         Pe-an               : pegunungan, pedalaman
·         Ke-an              : kedatangan, keterlambatan
·         Ter-an              : terselesaikan
·         Me-kan            : memanfaatkan

2.2.5                    Kombinasi afiks (klofiks)
Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus. Misalnya :
·         ber-an              : berpakaian
      Pakai-pakaian-berpakaian
·         member-kan    : memberlakukan
 Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
           
2.2.6                    Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya. Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang lain menjadi kata kerja. Misalnya :
·         kopi → ngopi
·         sate → nyate
·         kebut → ngebut
·         tulis → nulis



2.2.7                    Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

2.2.8                    Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
·         Indonesia-logi         Indonesianologi
·         Jawa-logi- →              Jawanologi

2.2.9                    Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
                        Contohnya:
·         f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)
·         m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
·         k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)





Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.       Afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia sendiri.
2.       Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks
Infiks
Sufiks
Klofiks
Konfiks
Asli
Serapan
Asli
Asli
Serapan
Asli
Asli
meN-
pra-
-el-
-an
-man
me-i
ber-an
ke-
super-
-em-
-i
-wan
di-i
ber-kan
ber-
non-
-er-
-kan
-wati
me-kan
ke-an
di-
swa-

-nya

memper-
pe-an
peN-
tuna-



diper-
per-an
per-
inter-



memper-kan
se-nya
per-
mikro-



diper-kan

se-
dwi-



ber-kan


anti-



ke-an


homo-



per-kan


auto-



per-i


hetero-



keber-an


epi-



kese-an


tuna-



keter-an






pember-an






pemer-an






penye-an






perse-an






perseke-an

2.3      AFIKSASI DALAM PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA, DAN ADJEKTIVA
2.3.1              Afiksasi pembentukan verba
               Afiks-afiks pembentuk verba ,yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks ber-kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks me-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
2.3.1.1 Verba berprefiks ber-
Afiksasi prefiks ber-
    makna gramatikal
a)      Mempunyai (dasar) atau ada dasarnya
Komponen makna (+umum),(+milik) atau (+bagian)
b)      Memakai atau menggunakan (dasar)
Komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan)
c)      Mengendarai atau menumpang naik(dasar)
Komponen makna (+kendaraan)
d)     Berisi atau mengandung (dasar)
Komponen makna (+benda),(+dalaman) atau (+kandungan)
Contoh:beracun,berkuman
e)      Mengeluarkan atau menghasilkan (dasar)
Komponen makna (+benda),(+hasil ) atau (+keluar)
Contoh : bertelur,berdarah
f)       Mengusahakan atau mengupayakan
Komponen makna (+bidang usaha)
g)      Melakukan kegiatan
Komponen makna (+benda) dan (+kegiatan)
h)      Mengalami atau berada dalam keadaan
Komponen makna (+perasaan batin)
i)        Menyebut atau menyapa
Komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan)
j)        Kumpulan atau kelompok
Komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan)
k)      Memberi
Komponen makna (+benda) dan (+berian)

2.3.1.2  Verba berkonfiks dan berklofiks ber-an
  Makna gramatikal
a)      Banyak serta tidak teratur
Komponen makna (+tindakan),(+sasaran ) dan (+gerak)
b)      Saling atau berbalasan
Komponen makna (+tindakan),(-sasaran)dan (+gerak)
c)      Saling berada di
Komponen makna (+benda),(+letak)dan (+tempat)

2.3.1.3  Verba berklofiks ber-kan
Memiliki makna masing-masing dimana prefiks ber- bermakna seperti di atas  dan sufiks - kan bermakna akan

2.3.1.4  Verba bersufiks –kan
  Makna gramatikal
a)      Jadikan
Komponen makna (+keadaan ) atau (+sifat khas)
b)      Jadikan berada di
Komponen makna (+tempat) atau (+arah)
c)      Lakukan untuk orang lain
Komponen makna (+tindakan) dan atau (+sasaran)
d)     Lakukan akan
Komponen makna  (+tindakan ) dan (*sasaran )
e)      Bawa masuk ke
Komponen makna (+ruang)

2.3.1.5  Verba bersufiks -i ialah verba transitif
                Makna gramatikal
a)      Berulang kali
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Tempat
Komponen makna (+ tempat)
c)      Merasa sesuatu pada
Komponen makna (+sikap batin ) atau (+emosi)
d)     Beri atau bubuh pada
Komponen makna (+bahan berian)
e)      Jadikan atau sebabkan
Komponen makna (+keadaan) dan (+sifat)
f)       Lakukan pada
Komponen makna (+tindakan) dan (+tempat)

2.3.1.6  Verba berprefiks per-kan
  Makna gramatikal
a)      Jadikan bahan (per-an)
Komponen makna (+kegiatan)
b)      Lakukan supaya (dasar)
Komponen makna (+keadaan)
c)      Jadikan me-
Komponen makna (+tindakan)
d)     Jadikan ber-
Komponen makna (+kejadian)


2.3.1.7  Verba berkonfiks per-i
  Makna gramatikal
a)      Lakukan supaya jadi
Komponen makna (+keadaan)
b)      Lakukan dasar pada objeknya
Komponen makna (+tindakan) dan (+lokasi)

2.3.1.8  Verba berprefiks me dibedakan me inflektif dan me derivative
  Makna gramatikal me inflektif
a)      Melakukan (dasar)
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Melakukan kerja dengan alat
Komponen makna (+tindakan) dan (+alat)
c)      Melakukan kerja dengan bahan
Komponen makna (+tindakan) dan (+bahan)
d)     Membuat dasar
Komponen makna (+tindakan) dan (+benda hasil)
                                              
  Makna gramatikal me derivative
a)      Makan,minum,mengisap
Komponen makna (+makanan),(+minuman),(+isapan)
b)      Mengeluarkan
Komponen makna(+bunyi ) atau (+suara)
c)      Menjadi
Komponen makna (+keadaan warna,bentuk,situasi )
d)     Menjadi seperti
Kommponen makna (+sifat khas)
e)      Menuju
Komponen makna (+arah)
f)       Memperingati
Komponen makna (+bilangan ),(+hari),(+bulan)

2.3.1.9  Verba berprefiks di inflektif dan derivative
a)      Prefiks di inflektif
Bentuk pasif verba me- inflektif
b)      Prefiks di derivative
Sejauh data yang ditemukan hanya ada kata “dimaksud”

2.3.1.10          Verba berprefiks ter inflektif dan derivative
   Makna gramatikal ter- inflektif
a)      Dapat sanggup
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
b)      Tidak sengaja
Komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
c)      Sudah terjadi
Komponen makna (+tindakan) dan (+keadaan)
d)     Yang di (dasar)
Hanya ada di bidang hukum

Makna gramatikal ter- derivative
a)   Paling
Komponen makna (+ keadaan)
b)   Dalam keadaaan
Komponen makna (+keadaan) dan (+kejadian)
c)   Terjadi dengan tiba-tiba
Koponen makna (+kejadian)


2.3.1.11       Verba berprefiks ke-
 Makna gramatikal
a)      Tidak sengaja
b)      Dapat di
c)      Kena (dasar)
2.3.1.12          Verba berkonfiks ke –an
   Makna grmatikal
a)      Terkena ,menderita,atau mengalami
Komponen makna (+peristiwa  alam ) atau (+ hal yang tidak enak)
b)      Agak bersifat
Komponen makna (+warna )

2.3.2        Afiksasi pembentukan nomina

Afiks-afiks pembentukan nomina, yaitu prefiks ke-, konfiks ke-an, prefiks pe,konfiks pe-an, konfiks per-an,sufiks -an, sufiks –nya, prefiks ter-, infiks -el-,-em-, dan -er-,sufiks dari bahasa asing

2.3.2.1  Nomina berprefiks ke-
                  Hanya ada tiga kata, yaitu ketua ,kekasih,dan kehendak

2.3.2.2  Nomina berkonfiks ke -an
                  Makna gramatikal
a)      Hal (dasar) atau tentang dasar
Komponen makna (+bendaan ) dan (+objek bicara )
b)      Tempat atau wilayah
Komponen makna (+bendaan ),(+wilayah) dan (+jabatan)


2.3.2.3  Nomina berprefiks pe-
      Yang mengikuti kaidah persengauan
Prefiks pe yang mengikuti kaidah persengauan dapat berbentuk pe-,pem-,pen-, per-, peng-, peny-, dan penge-. Persengauannya sama dengan persengauan pada prefiks me-.        
·         Bentuk atau alomorf pe- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai degan fonem / r, l, w, y, m, n, ny, dan ng/
·         Bentuk atau alomorf pem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem / b, p, f, dan v /
·         Bentuk atau alomorf men digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d dan t/. Dengan catatan fonem / t / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks itu .
·         Bentuk  meny digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem s,c,dan j. Dengan catatan fonem / s / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada prefiks itu .
·         Bentuk atau alomorf peng digunkan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem
K, g, h, kh, a, i, u, e, dan o. Dengan catatan fonem k tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal ng.

Yang tidak mengikuti kaidah persengauan
      Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau verba berklofiks memper- kan yang dibentuk dari dasar itu. Makna gramtikal yang dimiliki adalah ‘yang ber-(dasar).



Nomina berprefiks pe- melalui proses Analogi
a)      Adanya bentuk penyuruh (dengan makana gramatikal yang menyuruh) dan bentuk pesuruh (dengan makna gramatikal yang disuruh)
b)      Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna grmatikal yang berolahraga tinju dan yang berolahraga gulat.

2.3.2.4  Nomina berkonfiks pe-an
Makna gramatikal
a)      Proses atau hal me- (dasar) apabila dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me-inflektif.
b)      Proses atau hal me-kan (dasar) apabila dibentuk dari dasar verba berkloviks me-kan yang dibentuk dari dasar itu.
c)      Proses atau hal me-i (dasar) apabila dibentuk dari dasar verba berklofiks me-I yang dibentuk dari dasar itu.
                                       
2.3.2.5  Nomina berkonfiks per-an
Makna gramatikal
a)      Hal ber- (dasar)
b)      Hal,tetang atau masalah (dasar)
c)      Daerah ,wilayah,atau tempat

2.3.2.6  Nomina bersufiks –an
Mempunyai tiga proses
a)      Di bentuk dari dasar verba ber prefiks me- inflektif
Makna gramatikal
·         Hasil me (dasar)
·         Yang di- (dasar)
·         Alat me-(dasar)
b)      Dibentuk dari dasar langsung
Makna gramatikal
·         Tiap-tiap
Komponen makna (+ukuran) atau (+takaran)
·         Banyak(dasar)
Komponen makna (+ bendaan) atau (+kecil)
·         Bersifat(dasar)
Komponen makna (+kedaaan)

2.3.2.7  Nomina bersufiks -nya
a)      –nya sebagai pronominal persona ketiga tunggal
b)      Sebagai sufiks
Makna gramatikal
·         Hal(dasar)
Komponen makna (+keadaan )
·         Penegasan
Komponen makna (+tindakan ) atau (+bendaan )

2.3.2.8  Nomina berprefiks ter-
        Makna gramatikal “yang dasar “ dan hanya terdapat dalam istilah bidang hukum

2.3.2.9  Nomina berinfiks -el-,-em-,-er-
        Dalam bahasa Indonesia tidak produktif lagi ,artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.



2.3.2.10    Nomina bersufiks asing
        Kosakata asing biasanya diserap secara utuh artinya diserap sekaligus yang menjadi penanda kategori kata serapan itu.

2.3.3         Afiks pembentuk adjektiva                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  
2.3.3.1              Dasar Adjektiva Berprefiks pe-
    Makna gramatikal
a)                  yang memiliki sifat
komponen makna (+sikap batin )
b)                  yang menjadikan (dasar)
komponen makna (+keadaan fisik)
2.3.2.11                      Dasar ajektiva berprefiks se-
      Makna gramatikal
a)      Sama dasar dengan nomina yang mengikutinya
b)      Sama atau sederajat
2.3.2.12                      Dasar ajektiva bersufiks –an
     Makna gramatikal :
Lebih dasar
2.3.2.13                      Dasar ajektiva berprefiks ter-
Makna gramatikal
Paling (dasar)
2.3.2.14                      Dasar Ajektiva Berkonfiks ke-an
    Makna gramatikal
Agak (dasar)
2.3.2.15                      Dasar adjektiv berklofiks me-kan
    Makna gramatikal
Menyebabkan jadi (dasar)
Komponen makna (+ sikap batin )

2.3.2.16                      Dasar adjektva berklofiks me – i
Makna gramatikal
Merasa (dasar)
Komponen makna (+rasa batin)

2.3.2.17                      Adjektiva dengan “Afiks “Serapan
a)      Penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh,bukan terpisah antara dasar dengan afiksnya.
b)      Kata serapan dari bahasa inggris dan belanda yang berkategori adjektif seperti: if, ik, is, istis, al, er dan il.











           






BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
            Afiks adalah  morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem  lain yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum dikenal.
Dalam bahasa Indonesia hanya ada lima afiksasi yaitu prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan klofiks. Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks(klofiks).
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi juga berpengaruh dalam penurunan verba, nomina dan adjektiva yang dapat menghasilkan makna baru.

3.2 SARAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu saya masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari Dosen. 
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita semua yang mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Amin.





DAFTAR PUSTAKA

Chaer,abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses).Jakarta:Rineka Cipta
Chaer,abdul.2012.Linguistik Umum.Jakarta:Rineka Cipta
Dola,Abdullah.2011.Linguistik Khusus Bahasa Indonesia.Makassar:Badan Penerbit UNM Makassar
Alwi,hasan,dkk.2014.Tata Bahasa baku bahasa Indonesia edisi ketiga.Jakarta:Balai Pustaka
Pusat Bahasa.2014.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama