AFIKSASI
Disusun Oleh :
WIWIN RASMAWATI
1551040025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah
yang berjudul “Afiksasi”. Tak lupa pula kita haturkan salam dan shalawat kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan yang
lebih baik.
Adapun makalah ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak
lepas dari semua itu, saya menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca dapat membantu saya membuat makalah
yang lebih baik lagi.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah berjudul afiksasi ini ,kita dapat
mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadappembaca
Makassar, 18 Desember 2015
Wiwin Rasmawati
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I: PENDAHULUAN
1
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
1
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1
1.3 TUJUAN
DAN MANFAAT
1
BAB II: PEMBAHASAN
2
2.1 PENGERTIAN
AFIKS DAN AFIKSASI
2
2.2 MACAM-MACAM
AFIKS
3
2.3 AFIKSASI
PEMBENTUKAN VERBA,NOMINA,DAN ADJEKTIVA
9
BAB III: PENUTUP
20
3.1 KESIMPULAN
20
3.1 SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Morfologi
merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas tentang masalah berbahasa yang didalamnya terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena
dalam bahasa terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul
gagasan untuk lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian
morfologi tentang afiksasi. Afiksasi adalah imbuhan kata yang
sering dipakai oleh masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi satu sama lain
sehingga pengetahuan tentang afiksasi sangat perlu untuk diketahui.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini beberapa yang akan dibahas sebagai
berikut.
1.
Apa pengertian Afiks dan Afiksasi ?
2.
Apa saja macam-macam Afiks?
3. Bagaimana
afiks dalam pembentukan verba ,nomina dan adjektiva ?
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mampu :
1.
Untuk mengetahui apa itu afiks dan afiksasi
2.
Untuk mengetahui macam-macam afiks
3.
Untuk menetahui fiks dalam pembentukan verba,nomina dan
adjektiva
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI
Adapun pengertian afiks dan afiksasi menurut sumber dan para ahli
1.
Kridalaksana, 1993
Afiks
adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah
makna gramatikalnya
2.
Richards, 1992
Afiks
merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah
kata.
3.
A.Chaer (106: )
Afiksasi
adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori
verba,berkategori nomina maupun berkategori adjektiva.
4.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Afiksasi adalah proses atau
hasil penambahan afiks pada kata dasar
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat
disimpulkan bawa afiksasi adalah penggabungan antara morfem-morfem untuk
membent kata baru dan menghasilkan makna gramatikal yang baru yaitu dengan
menempelkan atau mwnambahkan unsur selainnya.
Selain itu Afiksasi adalah proses pembubuhan
afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat
unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar , (2) afiks dan (3) makna
gramatikal yang dihasilkan.Proses ini
dapat bersifat inflektif dan derivatif Namun proses ini tidak berlaku untuk
semua bahasa .Ada sejumlah bahasa yang tidak mengenal proses afiksasi ini.
Bentuk dasar atau dasar
yang menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk
terkecil yang dapat disegmentasikan ,misalnya meja,beli makan dan sikat dalam
bahasa Indonesia, dan go, write, sing dan like dalam bahasa inggris. Dapat juga
berupa bentuk kompleks, seperti terbelakang pada kata keterangan, berlaku pada
kata memberlakukan, dan aturan pada kata beraturan.Dapat juga frase, seperti
ikut serta pada keikutsertaan, istri simpanan pada istri simpanannya, dan tiba
di Jakarta pada setiba di Jakarta
Afiks ialah suatu
satuan gramatik terikat yang didalam satu kata merupakan unsur yang bukan kata
dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain
untuk membentuk kata lain untuk membentuk kata baru. Misalnya kata minuman.
Kata ini terdiri dari dua unsur, ialah minum yang merupakan kata dan -an yang
merupakan satuan terikat. Maka morfem -an diduga merupakan afiks. Sebelum -an
ditetapkan sebagai afiks, harus diteliti lebih jauh, apakan –an itu mampu
melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
Sesuai dengan sifat kata yang dibentuknya, dibedakan adanya dua jenis afiks, yaitu
afiks inflektif dan afiks derivative. Yang dimaksud dengan afiks inflektif
adalah afiks yang digunakan dalam pembentukan kata-kata inflektif atau paradigm
infleksional. Misalnya -s pada kata books sebagai penanda jamak, atau ed pada kata looked sebagai penanda lampau dalam
bahasa inggris. Dalam bahasa Indonesia dibedakan adanya prefiks me yang
inflektif dan me derivatif. Sebagai afiks inflektif prefiks me- menandai bentuk
kalimat induktif aktif. Sebagai kebalikan dari prefiks di- yang menandai bentuk
indikatif pasif. Sebagai afiks derivatif,
prefiks me membentuk kata baru , yaitu yang identitas leksikalnya tidak sama
dengan bentuk dasarnya. Misalnya terdapat pada kata membengkok yang berkelas
verba dari dasar adjektiva ; atau mematung yang berkelas verba dari dasar
nomina.
2.2 MACAM-MACAM
AFIKS
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya
dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks)
awalan dan akhiran (konfiks). Tetapi dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan
(afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,sufiks,konfiks, kombinasi afiks(klofiks),
simulfiks, superfiks, interfiks dan transfiks.
2.2.1
Prefiks
(Awalan)
Yaitu imbuhan yang
terletak di awal kata.
Proses awalan
(prefiks) ini di sebut prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi, maka awalan dalam
bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan imbuhan
serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Imbuhan asli di, me,
ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
· di- :
diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan
· memper- : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri
· ber- : berdiri, berlari, bertamu,
berjalan
· per- : perpanjang, percantik, persempit,
perlebar, perkecil
· pe- :
pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis
berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita
sadari:
·
a
: amoral dan asocial.
Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau
‘tidak ber’.
·
multi : multipartai.
Awalan ini artinya ‘banyak’
·
anti :antikomunis, antipemerintah,
antikarat yang maknanya
bertentangan
atau melawan
·
mikro
: mikroorganisme. Awalan ini
bermakna ‘kecil’
·
non
→ contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’
2.2.2
Infiks ( Sisipan)
Yaitu
Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak
mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata
dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut.
Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan
seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
·
el- :
telunjuk,pelatuk
·
er- :
seruling, gerigi
·
em- : temali, kemuning, kemilau,
·
in- :
kinerja, sinambung,tinambah
2.2.3
Sufiks (Akhiran)
Yaitu
imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak
pernah mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi.
Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
·
-kah : bagaimanakah, apakah, siapakah
·
-kan : ambilkan, siapkan, tuliskan
·
-an :
makanan, minuman, akhiran
·
-i :
temani, sadari, renungi
·
-nya : ibunya, temannya, anaknya
·
-man : seniman
·
-wati : seniwati
·
-in :
hadirin
·
-wi :
manusiawi
2.2.4
Konfiks (Awalan dan akhiran)
Yaitu gabungan
prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata. Imbuhan ini terdiri dari
ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
·
Ber-an : berdatangan,
berkenalan
·
Pe-an : pegunungan,
pedalaman
·
Ke-an : kedatangan,
keterlambatan
·
Ter-an : terselesaikan
·
Me-kan : memanfaatkan
2.2.5
Kombinasi afiks (klofiks)
Yaitu
gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Misalnya :
·
ber-an : berpakaian
Pakai-pakaian-berpakaian
·
member-kan : memberlakukan
Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
2.2.6
Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang
dileburkan pada kata dasarnya.
Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas
kata yang lain menjadi kata kerja. Misalnya :
·
kopi → ngopi
·
sate → nyate
·
kebut → ngebut
·
tulis → nulis
2.2.7
Superfiks
Yaitu
afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count
Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.
2.2.8
Interfiks
Yaitu
suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia
interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
·
Indonesia-logi → Indonesianologi
·
Jawa-logi- → Jawanologi
2.2.9
Transfiks
Yaitu
afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa
arab.
Contohnya:
·
f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a
→ farraha (menyenangkan)
·
m-d-d yang artinya (memanjangkan) +
a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)
·
k-f-r yang artinya (mengkafiri) +
a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)
Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Afiks asli, merupakan afiks yang bersumber dari bahasa
Indonesia sendiri.
2.
Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing
ataupun bahasa daerah.
Perhatikan tabel dibawah ini.
Prefiks
|
Infiks
|
Sufiks
|
Klofiks
|
Konfiks
|
||
Asli
|
Serapan
|
Asli
|
Asli
|
Serapan
|
Asli
|
Asli
|
meN-
|
pra-
|
-el-
|
-an
|
-man
|
me-i
|
ber-an
|
ke-
|
super-
|
-em-
|
-i
|
-wan
|
di-i
|
ber-kan
|
ber-
|
non-
|
-er-
|
-kan
|
-wati
|
me-kan
|
ke-an
|
di-
|
swa-
|
-nya
|
memper-
|
pe-an
|
||
peN-
|
tuna-
|
diper-
|
per-an
|
|||
per-
|
inter-
|
memper-kan
|
se-nya
|
|||
per-
|
mikro-
|
diper-kan
|
||||
se-
|
dwi-
|
ber-kan
|
||||
anti-
|
ke-an
|
|||||
homo-
|
per-kan
|
|||||
auto-
|
per-i
|
|||||
hetero-
|
keber-an
|
|||||
epi-
|
kese-an
|
|||||
tuna-
|
keter-an
|
|||||
pember-an
|
||||||
pemer-an
|
||||||
penye-an
|
||||||
perse-an
|
||||||
perseke-an
|
2.3
AFIKSASI DALAM PEMBENTUKAN VERBA, NOMINA,
DAN ADJEKTIVA
2.3.1
Afiksasi
pembentukan verba
Afiks-afiks
pembentuk verba ,yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks
ber-kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i, prefiks
me-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
2.3.1.1
Verba berprefiks ber-
Afiksasi prefiks ber-
makna
gramatikal
a)
Mempunyai (dasar) atau ada dasarnya
Komponen makna (+umum),(+milik)
atau (+bagian)
b)
Memakai atau menggunakan (dasar)
Komponen makna
(+pakaian) atau (+perhiasan)
c)
Mengendarai atau menumpang naik(dasar)
Komponen makna
(+kendaraan)
d)
Berisi atau mengandung (dasar)
Komponen makna
(+benda),(+dalaman) atau (+kandungan)
Contoh:beracun,berkuman
e)
Mengeluarkan atau menghasilkan (dasar)
Komponen makna
(+benda),(+hasil ) atau (+keluar)
Contoh :
bertelur,berdarah
f)
Mengusahakan atau mengupayakan
Komponen makna
(+bidang usaha)
g)
Melakukan kegiatan
Komponen makna
(+benda) dan (+kegiatan)
h)
Mengalami atau berada dalam keadaan
Komponen makna
(+perasaan batin)
i)
Menyebut atau menyapa
Komponen makna
(+kerabat) dan (+sapaan)
j)
Kumpulan atau kelompok
Komponen makna
(+jumlah) atau (+hitungan)
k)
Memberi
Komponen makna
(+benda) dan (+berian)
2.3.1.2 Verba berkonfiks dan berklofiks
ber-an
Makna gramatikal
a)
Banyak serta tidak teratur
Komponen makna
(+tindakan),(+sasaran ) dan (+gerak)
b)
Saling atau berbalasan
Komponen makna
(+tindakan),(-sasaran)dan (+gerak)
c)
Saling berada di
Komponen makna
(+benda),(+letak)dan (+tempat)
2.3.1.3 Verba berklofiks ber-kan
Memiliki
makna masing-masing dimana prefiks ber- bermakna seperti di atas dan sufiks - kan bermakna akan
2.3.1.4 Verba bersufiks –kan
Makna gramatikal
a)
Jadikan
Komponen makna
(+keadaan ) atau (+sifat khas)
b)
Jadikan berada di
Komponen makna
(+tempat) atau (+arah)
c)
Lakukan untuk orang lain
Komponen makna
(+tindakan) dan atau (+sasaran)
d)
Lakukan akan
Komponen
makna (+tindakan ) dan (*sasaran )
e)
Bawa masuk ke
Komponen makna
(+ruang)
2.3.1.5
Verba
bersufiks -i ialah verba transitif
Makna gramatikal
a)
Berulang kali
Komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran)
b)
Tempat
Komponen makna
(+ tempat)
c)
Merasa sesuatu pada
Komponen makna
(+sikap batin ) atau (+emosi)
d)
Beri atau bubuh pada
Komponen makna
(+bahan berian)
e)
Jadikan atau sebabkan
Komponen makna
(+keadaan) dan (+sifat)
f)
Lakukan pada
Komponen makna
(+tindakan) dan (+tempat)
2.3.1.6 Verba berprefiks per-kan
Makna gramatikal
a)
Jadikan bahan (per-an)
Komponen makna
(+kegiatan)
b)
Lakukan supaya (dasar)
Komponen makna (+keadaan)
c)
Jadikan me-
Komponen makna
(+tindakan)
d)
Jadikan ber-
Komponen makna
(+kejadian)
2.3.1.7 Verba berkonfiks per-i
Makna
gramatikal
a)
Lakukan supaya jadi
Komponen makna
(+keadaan)
b)
Lakukan dasar pada objeknya
Komponen makna
(+tindakan) dan (+lokasi)
2.3.1.8 Verba berprefiks me dibedakan me
inflektif dan me derivative
Makna gramatikal me inflektif
a)
Melakukan (dasar)
Komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran)
b)
Melakukan kerja dengan alat
Komponen makna
(+tindakan) dan (+alat)
c)
Melakukan kerja dengan bahan
Komponen makna
(+tindakan) dan (+bahan)
d)
Membuat dasar
Komponen makna
(+tindakan) dan (+benda hasil)
Makna gramatikal me derivative
a)
Makan,minum,mengisap
Komponen makna (+makanan),(+minuman),(+isapan)
b)
Mengeluarkan
Komponen
makna(+bunyi ) atau (+suara)
c)
Menjadi
Komponen makna
(+keadaan warna,bentuk,situasi )
d)
Menjadi seperti
Kommponen makna
(+sifat khas)
e)
Menuju
Komponen makna
(+arah)
f)
Memperingati
Komponen makna
(+bilangan ),(+hari),(+bulan)
2.3.1.9 Verba berprefiks di inflektif dan
derivative
a)
Prefiks di inflektif
Bentuk pasif
verba me- inflektif
b)
Prefiks di derivative
Sejauh data yang
ditemukan hanya ada kata “dimaksud”
2.3.1.10
Verba
berprefiks ter inflektif dan derivative
Makna
gramatikal ter- inflektif
a)
Dapat sanggup
Komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran)
b)
Tidak sengaja
Komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran)
c)
Sudah terjadi
Komponen makna
(+tindakan) dan (+keadaan)
d)
Yang di (dasar)
Hanya ada di
bidang hukum
Makna
gramatikal ter- derivative
a) Paling
Komponen
makna (+ keadaan)
b) Dalam
keadaaan
Komponen
makna (+keadaan) dan (+kejadian)
c) Terjadi
dengan tiba-tiba
Koponen
makna (+kejadian)
2.3.1.11 Verba berprefiks ke-
Makna gramatikal
a)
Tidak sengaja
b)
Dapat di
c)
Kena (dasar)
2.3.1.12
Verba
berkonfiks ke –an
Makna grmatikal
a)
Terkena ,menderita,atau mengalami
Komponen
makna (+peristiwa alam ) atau (+ hal
yang tidak enak)
b)
Agak bersifat
Komponen
makna (+warna )
2.3.2
Afiksasi
pembentukan nomina
Afiks-afiks pembentukan nomina, yaitu prefiks ke-, konfiks
ke-an, prefiks pe,konfiks pe-an, konfiks
per-an,sufiks -an, sufiks –nya, prefiks ter-, infiks
-el-,-em-, dan -er-,sufiks dari
bahasa asing
2.3.2.1
Nomina
berprefiks ke-
Hanya ada tiga kata, yaitu
ketua ,kekasih,dan kehendak
2.3.2.2
Nomina
berkonfiks ke -an
Makna gramatikal
a)
Hal (dasar) atau tentang dasar
Komponen makna (+bendaan
) dan (+objek bicara )
b)
Tempat atau wilayah
Komponen makna
(+bendaan ),(+wilayah) dan (+jabatan)
2.3.2.3 Nomina berprefiks pe-
Yang
mengikuti kaidah persengauan
Prefiks
pe yang mengikuti kaidah persengauan dapat berbentuk pe-,pem-,pen-, per-,
peng-, peny-, dan penge-. Persengauannya sama dengan persengauan pada prefiks
me-.
·
Bentuk atau alomorf pe- digunakan
apabila bentuk dasarnya dimulai degan fonem / r, l, w, y, m, n, ny, dan ng/
·
Bentuk atau alomorf pem- digunakan
apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem / b, p, f, dan v /
·
Bentuk atau alomorf men digunakan
apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d dan t/. Dengan catatan fonem /
t / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada
prefiks itu .
·
Bentuk
meny digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem s,c,dan j. Dengan
catatan fonem / s / tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal
yang ada pada prefiks itu .
·
Bentuk atau alomorf peng digunkan
apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem
K,
g, h, kh, a, i, u, e, dan o. Dengan catatan fonem k tidak diwujudkan melainkan
disenyawakan dengan bunyi nasal ng.
Yang tidak mengikuti kaidah
persengauan
Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti
kaidah persengauan berkaitan dengan verba berprefiks ber- atau verba berklofiks
memper- kan yang dibentuk dari dasar itu. Makna gramtikal yang dimiliki adalah
‘yang ber-(dasar).
Nomina
berprefiks pe- melalui proses Analogi
a)
Adanya bentuk penyuruh (dengan makana
gramatikal yang menyuruh) dan bentuk pesuruh (dengan makna gramatikal yang
disuruh)
b)
Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan
makna grmatikal yang berolahraga tinju dan yang berolahraga gulat.
2.3.2.4 Nomina berkonfiks pe-an
Makna gramatikal
a)
Proses atau hal me- (dasar) apabila
dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me-inflektif.
b)
Proses atau hal me-kan (dasar) apabila
dibentuk dari dasar verba berkloviks me-kan yang dibentuk dari dasar itu.
c)
Proses atau hal me-i (dasar) apabila
dibentuk dari dasar verba berklofiks me-I yang dibentuk dari dasar itu.
2.3.2.5 Nomina berkonfiks per-an
Makna gramatikal
a)
Hal ber- (dasar)
b)
Hal,tetang atau masalah (dasar)
c)
Daerah ,wilayah,atau tempat
2.3.2.6 Nomina bersufiks –an
Mempunyai tiga
proses
a)
Di bentuk dari dasar verba ber prefiks
me- inflektif
Makna gramatikal
·
Hasil me (dasar)
·
Yang di- (dasar)
·
Alat me-(dasar)
b)
Dibentuk dari dasar langsung
Makna gramatikal
·
Tiap-tiap
Komponen makna
(+ukuran) atau (+takaran)
·
Banyak(dasar)
Komponen makna
(+ bendaan) atau (+kecil)
·
Bersifat(dasar)
Komponen makna
(+kedaaan)
2.3.2.7 Nomina bersufiks -nya
a)
–nya sebagai pronominal persona ketiga
tunggal
b)
Sebagai sufiks
Makna
gramatikal
·
Hal(dasar)
Komponen makna (+keadaan )
·
Penegasan
Komponen
makna (+tindakan ) atau (+bendaan )
2.3.2.8 Nomina berprefiks ter-
Makna
gramatikal “yang dasar “ dan hanya terdapat dalam istilah bidang hukum
2.3.2.9 Nomina berinfiks -el-,-em-,-er-
Dalam
bahasa Indonesia tidak produktif lagi ,artinya tidak digunakan lagi untuk
membentuk kata-kata baru.
2.3.2.10
Nomina
bersufiks asing
Kosakata
asing biasanya diserap secara utuh artinya diserap sekaligus yang menjadi penanda
kategori kata serapan itu.
2.3.3
Afiks pembentuk adjektiva
2.3.3.1 Dasar Adjektiva Berprefiks pe-
Makna
gramatikal
a)
yang memiliki sifat
komponen
makna (+sikap batin )
b)
yang menjadikan (dasar)
komponen
makna (+keadaan fisik)
2.3.2.11
Dasar
ajektiva berprefiks se-
Makna gramatikal
a)
Sama dasar dengan nomina yang
mengikutinya
b)
Sama atau sederajat
2.3.2.12
Dasar
ajektiva bersufiks –an
Makna
gramatikal :
Lebih dasar
2.3.2.13
Dasar
ajektiva berprefiks ter-
Makna gramatikal
Paling
(dasar)
2.3.2.14
Dasar
Ajektiva Berkonfiks ke-an
Makna gramatikal
Agak
(dasar)
2.3.2.15
Dasar
adjektiv berklofiks me-kan
Makna gramatikal
Menyebabkan
jadi (dasar)
Komponen
makna (+ sikap batin )
2.3.2.16
Dasar
adjektva berklofiks me – i
Makna gramatikal
Merasa
(dasar)
Komponen
makna (+rasa batin)
2.3.2.17
Adjektiva
dengan “Afiks “Serapan
a) Penyerapan
kata dari bahasa asing dilakukan secara utuh,bukan terpisah antara dasar dengan
afiksnya.
b) Kata
serapan dari bahasa inggris dan belanda yang berkategori adjektif seperti: if, ik,
is, istis, al, er dan il.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Afiks
adalah morfem yang digunakan dengan cara
menggabungkannya dengan morfem lain yang
merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum
dikenal.
Dalam bahasa Indonesia hanya ada lima afiksasi yaitu prefiks,
sufiks, infiks, konfiks, dan klofiks. Dalam sumber
lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,
sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi
afiks(klofiks).
Afiksasi adalah
proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun
kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi juga berpengaruh dalam penurunan verba, nomina dan
adjektiva yang dapat menghasilkan makna baru.
3.2 SARAN
Dengan mengucap
syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh karena itu saya masih
perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan, terutama dari
Dosen.
Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutama bagi kita semua yang
mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Amin.
Chaer,abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia (pendekatan
proses).Jakarta:Rineka Cipta
Chaer,abdul.2012.Linguistik Umum.Jakarta:Rineka Cipta
Dola,Abdullah.2011.Linguistik Khusus Bahasa Indonesia.Makassar:Badan
Penerbit UNM Makassar
Alwi,hasan,dkk.2014.Tata Bahasa baku bahasa Indonesia edisi
ketiga.Jakarta:Balai Pustaka
Pusat
Bahasa.2014.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama