ADJEKTIVA
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.
Wiwin
Rasmawati
2.
Miftahul
Khairah
3.
Rahma
Sari Usman
4.
Riski
Amaliyah
5.
Mardianti
6.
Andi
Syahdan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada kita
semua khususnya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tak lupa pula Shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari kehidupan
kelam ke kehidupan terang benderang
seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, baik pembaca makalah ini serta pihak yang memberikan saran
dan kritikan pada kami tentang makalah ini,terutama dosen pembimbing “Prof. Dr.
Hj. Johar Amir, M.Hum” yang telah membimbing kami di dalam penyusunan makalah
ini.
Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh penambahan
pengetahuan dan berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah
kami buat yang ada di dalam makalah ini.
Makassar
, November 2015
Penulis
Kelompok 5
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I:
PENDAHULUAN
1
1.1 LATAR
BELAKANG MASALAH
1
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1
1.3 TUJUAN
DAN MANFAAT
1
BAB II:
PEMBAHASAN
2
2.1 PENGERTIAN
ADJEKTIVA
2
2.2 ADJEKTIVA
DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA
3
2.2.1
Adjektiva Bertaraf
3
2.2.2
Adjektiva Tak Bertaraf
7
2.3 ADJEKTIVA
DARI SEGI PERILAKU SINTAKSISNYA
8
2.3.1
Fungsi Atributif
8
2.3.2
Fungsi Predikatif
9
2.3.3
Fungsi Adverbial atau keterangan
10
2.4 PERTARAFAN
ADJEKTIVA
11
2.4.1
Tingkat kualitas
11
2.4.2
Tingkat Bandingan
14
BAB III:
PENUTUP
20
3.1 KESIMPULAN
20
3.1 SARAN
20
DAFTAR
PUSTAKA
21
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa
Indonesia terdiri dari beberapa jenis kata yang dapat berupa nomina, verba,
numeralia, adverbial dan juga adjektiva. Kata-kata tersebut mempunyai
aturan-aturan tersendiri di dalam penggunaannya baik konteks kalimat dalam
ragam tulis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan adjektiva juga
termasuk dalam jenis kata yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
serta memiliki aturan atau kaidah tertentu dalam penggunaannya sehingga
pemahaman tentang penggunaan jenis kata adjektiva di pandang perlu untuk
diketahui.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan adjektiva?
2.
Bagaimanakah adjektiva dilihat dari
perilaku semantisnya?
3.
Bagaimanakah adjektiva dilihat dari
perilaku sintaksisnya?
1.3 MANFAAT DAN TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka dapat ditentukan manfaat dan tujuan sebagai berikut :
1.
Mampu mengetahui adjektiva
2.
Dapat memahami adjektiva dari segi
perilaku semantisnya
3.
Dapat memahami adjektiva dari segi
perilaku sintaksisnya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ADJEKTIVA
Adjektiva adalah kata
yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan
oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina
itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau
keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri kualitas atau keanggotaan
dalam suatu golongan itu ialah kecil,
berat, merah, bundar, gaib, dan ganda. Perhatikanlah contoh berikut.
Ø Anak
kecil meja
bundar
Ø Beban
berat alam gaib
Ø Baju
merah pemain ganda
Selanjutnya adjektiva
juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial kalimat. Fungsi predikatif
dan adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan. Contoh pemeri keadaan ialah mabuk,sakit,basah,bak dan sadar.
Ø
Agaknya dia sudah mabuk.
Ø
Orang itu sakit dan tidak tertolong lagi.
Ø
Bajunya basah kena hujan.
Ø
Ia berhasil dengan baik.
Ø
Hal itu dikemukakannya secara sadar.
Adjektiva juga
dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tingkat kualitas dan tingkat bandingan
acuan nomina yang diterangkannya. Perbedaan
tingkat kualitas ditegaskan dengan pemakain kata seperti sangat dan agak di
samping adjektiva.Contoh :
Ø Anak
itu sangat kuat.
Ø Agak
jauh juga rumahnya.
Tingkat bandingan
dinyatakan antara lain oleh pemakaian kata lebih dan paling di muka
adjektiva.Contoh :
Ø Saya
lebih senang disini daripada di sana.
Ø Anaknya
yang paling besar lulus kemarin.
2.2 ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU
SEMANTISNYA
Kelas adjektiva
menunjukan adanya dua tipe pokok : adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu
kualitas dan adjektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu
golongan. Pembedaan adjektiva yang bertaraf dari adjektiva yang tak bertaraf
bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva itu menyatakan berbagai tingkat bandingan. Untuk maksud itu
dapat dipakai kata seperti sangat, agak, lebih ,dan paling: sangat
mudah, agak besar, lebih pendek, paling tua. Adjektiva tak bertaraf,sebaliknya
,tidak dapat diberi pewatas tersebut. Tidak
ada, misalnya, bentuk *sangat buntu , *agak genap, *lebih kekal, *paling tunggal.
2.2.1
Adjektiva
Bertaraf
Adjektiva bertaraf dapat dibagi atas
(1). Adjektiva
pemeri sifat ,
(2). Adjektiva
ukuran,
(3). Adjektiva
warna,
(4). Adjektiva
waktu ,
(5). Adjektiva
jarak,
(6). Adjektiva
sikap batin ,dan
(7). Adjektiva
cerapan.
Secara semantis batas di antara tujuh kategori itu
tidak terlalu jelas, bahkan kadang-kadang bertumpang tindih. Namun secara
morfologis akan tampak perbedaan potensi penurunannya.
2.2.1.1
Adjektiva
pemeri sifat
Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memerikan
kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental.Contoh :
Ø aman
ganas
Ø bersih
kebal
Ø cocok
latah
Ø dangkal panas
Ø indah
dingin
2.2.1.1
Adjektiva
Ukuran
adjektiva
ukuran mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan
ukuran
yang sifatnya kuantitatif.contoh :
Ø berat pendek tebal lapang
Ø ringan
kecil tipis sempit
Ø tinggi besar renik longgar
Ø panjang rendah luas
2.2.1.2
Adjektiva
Warna
adjektiva
warna mengacu ke berbagai warna seperti
Ø merah hitam
Ø kuning putih
Ø hijau jingga
Ø biru lembayung
Nama warna lain banyak diambil dari nama buah atau
tumbuhan, seperti cokelat, sawo (matang), kopi (susu ). Disamping itu, ada
beberapa unsur serapan dari bahasa asing, seperti oranye, dan Krem. Corak warna
merah, kuning, hijau, hitam, dan putih dinyatakan sebagai berikut .
Ø
merah bata merah masak
Ø
merah bungur merah menyala
Ø
merah dadu merah merang
Ø
merah darah merah delima
Ø
merah hati merah padam
Ø merah
jambu merah
saga
Ø
merah lembayung merah sepang
Ø
merah marak merah tedas
Ø
kuning gading kuning emas
Ø
kuning
langsat kuning
telur
Ø
hijau gadung hijau maya-maya
Ø
hijau lumut hijau daun
Ø
biru gerau Biru laut
Ø biru
langit Biru
lebam
Ø
hitam arang hitam lotong
Ø
hitam birat hitam manggis
Ø
hitam jengat hitam manis
Ø
hitam kumbang hitam pekat
Ø
hitam langit hitam pegam
Ø
hitam legam hitam usam
Ø
putih kuning putih merah
Ø putih
lesi putih
timah
Disamping itu, jika warna hendak diberi nuansa,
secara umum dapat dipakai pewatas, seperti muda dan tua di sebelah kanan
adjektiva warna. Ada pula semu yang dipakai di muka adjektiva. Dalam frasa
adjektiva itu muda bermakna ‘agak pucat’atau ‘kurang gelap’,sedangkan tua
bermakna ‘agak kehitam-hitam ‘atau ‘sangat’. Semu bermakna ‘agak’ atau sedikit.
Contoh :
biru muda, merah muda, kuning muda hijau tua, merah
tua, biru tua semu merah, semu kuning.
Nama warna dapat pula diperoleh dengan menggabungkan
dua warna dengan unsur keduanya dalam bentuk ulangnya.Contoh :
biru kehijau-hijauan, kelabu kehitam-hitaman,
cokelat kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan.
2.2.1.3
Adjektiva
Waktu
Adjektiva
waktu mengacu ke masa proses,perbuatan,ata keadaan berada atau berlangsung
sebagai pewatas.Contoh :
Ø
lama lambat
Ø
segera larut
Ø
jarang mendadak
Ø
sering singkat
cepat
2.2.1.4 Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengacu ke ruang antara
dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina.
Ø
jauh rapat
Ø
dekat renggang
Ø
lebat akrab
2.2.1.5 Adjektiva sikap batin
Adjektiva sikap batin bertalian
dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.Contoh :
Ø
Bahagia
kasih
Ø
Bangga
ngeri
Ø
Benci pening
Ø
Berahi ragu-ragu
Ø
Berani rindu
Ø
Cemas risau
Ø
Lembut sakit
Ø
Gembira sayang
Ø
Heran sedih
Ø
Iba segan
Ø
Jahat takut
Ø
Jemu yakin
Ø
Kagum
Kelompok adjektiva ini dekat dengan
verb dalam perilaku sintaksisnya. Disatu pihak kelompok adjektiva ini dapat
menyatakan berbagai tingakt kualitas dan tingkat bandingan, di pihak lain jenis adjektiva ini dapat diikuti oleh
preposisi, seperti akan, pada terhadap, atas, tentang sebagaimana halnya
perilaku verba.
2.2.1.6
Adjektiva
Cerapan
Adjektiva
cerapan bertalian dengan panca indra, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, atau penghiduan, perabaan, dan pencitraanrasa .Contoh :
Ø Penglihatan:
gemerlap, suram, terang
Ø pendengaran:
bising, garau, jelas, merdu, nyaring, serak
Ø penciuman
:anyir, busuk, hancing, harum, semerbak, tengik, wangi
Ø perabaan:basah,
halus, kasar, keras, kesat, lembab, lembut, licin, tajam
Ø Pencitraan
: asam ,enak, kelat, lezat, lemak, manis, pahit, payau, sedap, tawar
ciri
yang menarik pada adjektiva cerapan dalam kalimat ialah sering terjadinya
gejala sinestesi.Artinya, ada penggabungan indra yang bertalian dengan nomina
dan adjektiva yang mengacu kepada dua macam cerapan yang berbeda. contoh :
Ø Sungguh
harum (penciuman ) namanya (pendengaran )
Ø Kucing
itu tajam (perabaan ) penglihatan matanya
Ø Kami
diterimanya dengan muka (penglihatan)asam(pencitaanrasa)
2.2.2
Adjektiva
Tak Bertaraf
Adjektiva tak bertaraf menempatkan acuan nomina yang
diwatasinya di dalam kelompok kata atau golongan tertentu. Kehadirannya di
dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf-taraf. sesuatu ada didalamnya atau di
luarnya .
Ø abadi
lancing
Ø buntu mutlak
Ø gaib niskala
Ø ganda pelak
Ø genap sah
Ø gasal tentu
Ø kekal
tunggal
termasuk di dalam kelompok ini adjektiva bentuk
seperti
Ø Bundar lonjong
Ø Bengkok bulat
Ø Lurus
Ada beberapa adjektiva yang dapat dipakai sebagai
bertaraf dan sebagai adjektiva tak bertaraf sekaligus. Hal itu bergantung pada
makna yang akan disampaikan. Ambilah sebagai adjektiva sadar. Pada frasa rakyat
yang sadar kata sadar termasuk adjektiva bertaraf denagn makna insaf akan
keadaan sosial politik. Rakyat itu dapat bertaraf-taraf kesadarannya sehingga dapat
dikatakan lebih sadar, kurang sadar, sangat sadar. Namun pada kalimat pasien
itu hingga sekarang belum sadar kata sadar merupakan adjektiva bertaraf yang
bermakna ‘keadaan ingat akan dirinya ‘.Pada pemakaian seperti itu orang hanya
daapat dikatakan sadar atau tidak sadar, dan karena itu tidak mungkin ada
pewatasan kualitas atau intensitas.
2.3 ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU
SINTAKSISNYA
2.3.1
Fungsi
atributif
Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal
yang nominya menjadi subjek,objek,pelengkap dikatakan dipakai secara atributif.
Tempatnya disebelah kanan nomina.
Perhatikan
contoh berikut :
Buku merah,harga
mahal,gadis kecil,suara lembut,baju putih
Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian
pewatas itu lazimnya dihubungkan oleh kata yang. Perhatikan contoh berikut :
Ø baju
putih yang panjang
Ø mobil
tua yang murah
Ø baju
putih yang panjang dan bersih
Ø mobil
tua yang murah dan popular
2.3.2
Fungsi
predikatif
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau
pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif .Contoh :
Ø Gedung
yang baru itu sangat megah.
Ø Setelah
menerima rapor,merakapun gembira.
Ø Sedihlah
hatinya melihat anaknya tidak naik kelas.
Ø Yang
dibelinya kemarin tidak mahal.
Ø Hatinya
tidak akan tenang sebelum suaminya
kembali.
Jika subjek atau predikat kalimat berupa frasa atau
klausa kalimat yang panjang, semi kejelasan batas antara subjek dan predikat
itu kadang-kadang disisipkan kata adalah.contoh :
Ø Yang
disarankannya kepadamu itu(adalah)baik
Ø Mereka
yang setuju dengan ide itu (adalah )kurang waras
Ø ini
(adalah )serumit masalah kita kemarin
Ø (adalah)
tidak benar bahwa saya menolak usulnya
Ø (adalah)
wajar bagi seorang jadi isteri cemburu.\
Adjektiva dapat juga merupakan inti frasa yang
disebut frasa adjektiva. Selaku inti frasa, seperti pemarkah aspektualitas dan
pemarkah modalitas yang ditempatkan disebelah kirinya .Contoh :
Ø Tidak
bodoh akan
tidak rapi
Ø Tidak
keras kepala harus
dapat memuaskan
Ø Tidak
berbahaya sudah
harus tenang
Ø Tidak
bodoh tetapi malas belum
dapat tertarik
Adjektiva dalam frasa adajektiva dapat juga diikuti
pewatas yang berposisi di sebelah kanannya.Contoh :
Ø Sakit
gigi
Ø Bodoh
kembali
Ø Kaya
juga
2.3.3
Fungsi Adverbial atau Keterangan
Adjektiva yang mewatasi verba (adjektif)
yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara adverbial atau sebagai
keterangan. Hal ini juga terjadi jika
frasa adjektival menjadi keterangan seluruh kalimat. Pola struktur adverbial
itu dua macam : (1) …(dengan) + adjektiva + (-nya) yang dapat disertai
reduplikasi dan (2) perulangan adjektiva.
Kedua stuktur itu tidak dapat diterapkan
secara umum pada ketujuh subkelas adjektiva
yang dikemukakan pada pada 2.2.1 adjektiva sikap batin, misalnya,
cenderung bertsuktur dengan …., sedangkan adjektiva warna dan cerapan cenderung
berstuktur peluang adjektiva. Adjektiva ukuran secara selektif memakai dua
stuktur. Perhatikan contoh yang bertikut dengan dua pola.
Ø
(bekerja)
dengan baik
Ø (berkata) dengan tegas
Ø (pergi) dengan cepat
Ø (bekerja) baik-baik
Ø (berkata) tegas-tegas
Ø (pergi) cepat-cepat
Contoh
yang berikut hanya mengizinkan satu pola.
Ø terbang tinggi-tinggi - * terbang dengan tinggi
Ø jelas-jelas bersalah - * dengan jelas bersalah
Ø *pergi segera-segera -
pergi dengan segera
Ø *tampil bangga-bangga sekali - bekerja
dengan bangga sekali
2.4 PERTARAFAN
ADJEKTIVA
Adjektiva
bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan
berbagai tingkat berbandingan. Pembedaan tingkat kualitas atau intensitas dinyatakan dengan pewatas
seperti benar, sangat, terlalu, agak dan makin. Pembedaan tingkat bandingan
dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang dan paling.
2.4.1
Tingkat Kualitas
Berbagai
tingkat kualitas secara relatif menunjukkan tingkat intensitas yang lebih
tinggi atau lebih rendah. Ada enam tingkat kualitas atau intensitas (1) positif, (2) intensif, (3) elatif, (4) eksesif, (5) augmentatif, dan (6) atenuatif.
2.4.1.1
Tingkat
positif
Tingkat
positif, yang memberikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan,
dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas.Contoh :
Ø Indonesia kaya akan hutan.
Ø Suasana kini sudah tenang.
Ø Meskipun baru dibuka, toko itu sudah
ramai.
ketiadaan kualitas dinyatakan dengan pemakiaan pewatas
seperti tidak atau tak. Contoh :
Ø Daerah itu tidak kaya akan sumber daya alam.
Ø Bagi sebagai orang hidup di kota tak
terang.
Ø Tidak ada jalan di Jakarta yang tidak macet.
2.4.1.2 Tingkat Intensif
Tingkat intensif, yang menentukan kadar kualitas atau
intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas benar, betul atau sungguh.Contoh
:
Ø Pak Asep setia benar dalam
pekerjaannya
Ø Mobil itu cepat betul jalannya
Ø Gua di gunung itu sungguh mengerikan
Ketiadaan intensitas atau kualitas yang sungguh-sungguh
atau mutlak dinyatakan dengan pemakaian pewatas
sama sekali tidak …., tidak… sama
sekali, atau tidak.. sedikit juga/pun.contoh
:
Ø Adik saya sama sekali tidak sombong.
Ø Adik saya tidak sombong sama sekali.
Ø Adik saya tidak sombong sedikit
juga/pun.
2.4.1.3 Tingkat Elatif
Tingkat elatif,
yang menggambarkan tingkat kualitas atau
intensitas yang tinggi, dinyatakan dengan memaki pewatas amat, sangat, atau sekali. Untuk memberikan
tekanan yang lebih dan pada tingkat elatif, orang kadang-kadang menggunakan
juga kombinasi dari pewatas itu : amat sangat .. atau (amat) sangat … sekali.Contoh
:
Ø Sikapnya sangat angkuh ketika
menerima kami
Ø Gaya kerjanya amat lambat sekali
Ø Orang itu memang amat sangat bodoh
Termasuk dalam
tingkat adjektiva yang berbentuk maha …
dan adi…
Ø mahakudus adibusana
Ø mahasuci adikrodati
Ø mahamulia adikusa
Ø mahakuasa adikuasa
Ø mahatahu adiluhung
Ø maha penyayang
Ø maha pengasih
2.4.1.4
Tingkat
Aksesif
Tingkat eksesif, yang mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang berlebih, atau
yang melampaui batas kewajaran,
dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu,
terlampau dan kelewat.Contoh :
Ø Mobil itu terlalu mahal
Ø Soal yang diberikan tadi terlampau
sukar
Ø Orang yag melamar sudah kelewat banyak
Tingkat
eksesif dapat juga dinyatakan dengan
penambahan ke-an pada adjektiva.Contoh :
Ø Pantolan saya kebesaran
Ø Anda membeli mobil itu kemahalan
Ø Stasiun bus antar kota kejauhan bagi
saya
Ø Jas yang kekecilan itu diantarkannya ke penjahit
Bagan di bawah
ini menunjukkan posisi relatif pewatas adjektiva jika dipakai di dalam
kombinasi. Kata, misalnya, menggunakan kombinasi terlalu amat kaya, amat sangat
membosankan, sungguh mahabesar, sama sekali tidak benar atau tidak benar sama sekali.
terlalu terlampau kelewat
sungguh
|
amat
maha
|
sangat
|
Adjektiva
|
amat
sekali
benar
betul
sungguh
|
sama sekali
|
tidak
tidak
tidak
|
Adjektiva
|
sama sekali
sama juga
sama pun
|
Bagan
5.1 : Distribusi Pewatas Adjektiva
2.4.1.5
Tingkat
Augmentatif
Tingkat augmentatif, yang mengambarkan naiknya atau
bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai
pewatas makin.., makin.. makin, atau
semakin.Contoh :
Ø Sutarno menjadi makin kaya
Ø Makin banyak peserta makin baik
Ø Makin lama udara di Jakarta makin
panas rasanya.
Ø Perumahan rakyat menjadi semakin
penting
2.4.1.6
Tingkat
Atenuatif
Tingkat atenuatif,
memberikan penurunan kadaar kualitas atau pelemahan intensitas, dinyatakan
dengan memakai pewatas agak atau sedikit.Contoh :
Ø Gadis yang agak malu itu diterima
jadi pegawai.
Ø Saya merasa agak tertarik membaca
novel itu.
Ø Anto sedikit marah ketika jatahnya
diambil.
pada adjektiva
warna, tingkat dinyatakan dengan bentuk ke-an yang direduplikasi.
Contoh :
Ø Warna bajunya kekuning-kuningan.
Ø Mata
bintang film itu kebiru-biruan.
Ø Pada waktu fajar langit ditimur
kemerah-merahan.
2.4.2
Tingkat Bandingan
Tingkat
pembandingan dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas atau intensitasnya dapat setara atau
tidak setara. Tingkat yang setara
disebut tingkat ekuatif, tingkat yang setara dibadi dua : tingkat
komperatif dan tingkat supoerlatif. Tiap-tiap tingkat itu secara sintaksis diungkapkan dengan
bentuk yang khusus.
2.4.2.1
Tingkat
Akuatif
Tingkat Akuatif
mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama. Peranti
bahasa yang digunakan ialah bentuk klitik se- yang di tempatkan di depan
adjektiva. Perhatikan contoh yang
berikut.
Ø Tuti secantik ibunya
Ø Harga di Pasar Baru tidaj semahal di Pasar Elita
Ø Dokternya menemukan bisul sebesar kelereng
Ø Toni tidak seberani adiknya
Ø Saya tidak serendah yang engkau
sangka
perhatikanlah
bahwa bentuk adjektiva yang sudah
berawalan (dengan atau tanpa akhira) tidak lazim didahului klitik se.Contoh :
Ø *Rapat hari ini semenjemukan rapat
kemarin
Ø *Naik bus malam seberbahaya sepeda
motor
Ø Lurah desa itu tidak seterkenal
pendahulunya
Bentuk se- juga dinyatakan dengan pemakaian sama +
adjektiva + nya + dengan diantara dua
nomina atau sama + adjektiva + nya di
belakang gabungan sinonim.Contoh :
Ø ?Tini secantik jelita ibunya
Ø ? Keadaan negeri itu sekacau balau tahun lalu
Tingkat ekuatif
dapat juga dinyatakan dengan pemakaian sama
+ adjektiva + nya + dengan di antara dua nomina atau sama + adjektiva + nya di belakanh dua nomina yang dibandingkan.Contoh :
Ø Kota Garut sama ramainya dengan Ciamis
Ø Mesin ketik ini sama
mahalnya dengan itu
Ø Buatan Taiwan sama murahnya dengan produksi Brazil
Ø Toto sama keras kepalanya dengan ayahnya.
Ø Tini sama lemah lembutnya dengan kakaknya
Ø Perundingan kemarin dan yang pertama
tidak berjalan sama lancarnya.
Jika didalam teks
atau konteks acuan yang dibandingkan sudah dikenal atau sudah jelas, frasa nominal yang
bersangkutan dapat dilesapkan.Contoh:
Ø Becak sama saja sempiynta (dibandingkan dengan bemo)
Ø Menggambar dengan pensil pun sama saja baiknya (dibandingkan dengan
menggambar dengan cat air)
Ø Mi goreng sama saja membosankan (dibandingkan dengan mi rebus)
2.4.2.1
Tingkat
Kompratif
Tingkat kompratif
mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang. Pewatas
yang dipakai aialah lebih…dari(pada)..,
kurang.. dari (pada), dan kalah.. dengan / dari(pada). Dewasa ini dalam sturktr kompratif pemakaian kata daripada bersaing dengan kata dari
2.4.2.2
Tingkat Komparatif
Tingkat
komparatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang
kurang. Pewatas yang dipakai ialah lebih
…. Dari(pada) …, kurang … dari(pada), dan kalah … dengan/dari(pada). Dewasa ini dalam struktur komparatif pemakaian
kata daripada bersaing dengan kata dari.Contoh :
Ø Mangga arumanis lebih enak dari(pada) mangga golek.
Ø Dia lebih ilmiah dari(pada) pakar asing.
Ø Juned lebih keras kepala dari(pada) Daud.
Ø Restoran ini kurang bersih dari(pada) restoran itu.
Ø Dia kurang manusiawi dari(pada) direktur sebelumnya.
Ø Gajinya kalah besar dari(pada) yang saya terima.
Ø Edi kalah tinggi dengan/dari(pada) Wawan.
Bila suatu
bentuk komparatif tidak diikuti kata dari(pada),
maujud yang dibandingkan dianggap sudah jelas karena sudah disebut atau sudah
dipahami. Jika misalnya, orang berkata, “dapat
saya lihat yang lebih murah?” maka barang yang diperlihatkan itu rupanya
dianggap terlalu mahal. Selanjutnya dapat dicatat bahwa pemakaian kata lebih dibelakang frasa nominal
menyiratkan makna ‘lebih dari jumlah yang dinyatakan oleh kata atau frasa di
depannya’. Perhatikanlah contoh berikut.
Ø Ia pernah ditahan polisi seminggu lebih.
Ø Dia sudah ku beri lima ribu rupiah.
Frasa atau lebih dibelakang frasa
nominal dapat dianggap bentuk eliptis dari atau lebih dari itu.Contoh:
Ø Bilangan yang terdiri atas tiga kata
atau lebih ditulis dengan angka.
Ø Yang ingin lulus ujian itu harus
mencapai nilai tujuh atau lebih.
Kadang-kadang
lebih (banyak) dipakai sebelum frasa verbal untuk menunjukan kadar sesuatu yang
lebih tinggi daripada yang lain.
Contoh :
Ø Drama ini lebih (banyak) bercorak
dagelan daripada komedi
Ø Ternyata ia lebih (banyak)
memperhatikan adik saya
Tambahan
lagi, lebih dari(pada) dipakai dimuka adjektiva tertentu dengan makna ‘di atas
taraf yang diharapkan’. Bandingkanlah contoh-contoh dibawah berikut :
Ø Hasil ujian Hasan lebih memuaskan dari
agus.
Ø Hasil ujian Hasan lebih dari
memuaskan.
Ø Harga kayu lebih mahal dari harga bambu.
Ø Harga kayu sekarang lebih dari mahal.
Akhirnya,
tingkat komparatif juga tampak pada pemakaian daripada pada klausa subordinatif
suatu kalimat majemuk. Secara tersirat, perbuatan yang diacu dalam klausa
pembanding dianggap lebih baik.Contoh :
Ø (Lebih baik) beli kemeja batik saja
daripada baju kaos untuk pertemuan nanti malam.
Ø Daripada menganggur, (lebih baik)
saya membersihkan kamar kerja saya sampai petang.
2.4.2.2.1
Penominalan
Adjektiva Komparatif
Adjektiva
komparatif dapat dinominalkan menjadi subjek kalimat dengan penambahan yang
sebelumnya dan diikuti frasa nominal yang dibandingkan.Contoh :
Ø Kusnawanlah yang lebih pandai
diantara keduanya.
Ø Diantara dua kota itu Bandunglah yang
lebih ramai.
2.4.2.2.2
Kebermakahan
Adjektiva Komparatif
Di dalam
pemakaian tingkat komparatif hendaknya diperhatikan pasangan antonim seperti besar : kecil, panas : dingin, berat :
ringan, dan mahal : murah. Pasangan itu bertalian dengan konsep pemarkahan.
Pengertian tentang markah bertalian dengan cara pandang manusia tentang alam
sekitarnya. Dalam kaitannya dengan bahasa, khususnya kelas adjektiva, orang
biasanya memakai bentuk yang dianggapnya netral, atau yang disenangi. Termasuk
di dalamnya adjektiva besar,cantik, dan
tinggi. Kata seperti itu lah yang disebut tak bermarkah. Lawan katanya, yakni, kecil, jelek, dan rendah adalah
adjektiva yang bermarkah. Sehubungan dengan bentuk tingkat komparatif,
adjektiva yang bermarkah lebih sempit jangkauannya daripada yang netraL. Contoh
dibawah ini akan menjelaskan sifat bermarkah dan tidak bermarkah.
Ø Saya minta batu yang lebih besar
dari ini.
Ø Saya minta batu yang kurang kecil
dari ini.
Kalimat cotoh
pertama menandakan bahwa pembicaraan itu bersikap netral. Artinya, frasa yang
lebih besar memungkinkan tafsiran bahwa batu itu ukurannya sudah besar, tetapi
yang diperlukan ukuran yang lebih besar lagi, atau ukurannya kecil dan yang
diminta batu yang ukurannya lebih besar. Frasa yang kurang kecil hanya
mengizinkan tafsiran bahwa batu itu memang kecil dan tidak besar..
Adjektiva
yang tak bermarkah menyiratkan sikap pembicara yang tidak berpraduga. Bila kita
bandingkan contoh pertama dengan contoh kedua berikut :
Ø Seberapa cantik pacar baru Ali ?
Ø Seberapa jelek pacar baru Ali ?
Akan kita rasakan bahwa pada contoh
pertama pembicara sekedar menanyakan derajat kecantikan pacar baru Ali. Bisa
saja pacar baru Ali itu malah tidak cantik. Pada contoh kedua pembicara sudah berpraduga bahwa pacar itu
jelek; dia ingin tahu seberapa jelek.
2.4.2.1
Tingkat Superlatif
Tingkat
superlatif mengacu ke tingkat kualitas atau intensitas yang paling tinggi di
antara semua acuan adjektiva yang dibandingkan. Tingkat itu dalam kalimat
dinyatakan dengan pemakaian afiks ter- atau pewatas paling dimuka adjektiva
yang bersangkutan. Adjektiva superlative dapat diikuti frasa yang berposisi
dari,antara,di antara,dari antara beserta nomina yang dibandingkan.Contoh :
Ø Dari semua anakku Kusnolah yang
terpandai.
Ø Toni yang paling rajin diantara
semua mahasiswa.
Ø Kamar ini yang termahal dari antara
yang pernah saya sewa.
Ø Saya perlukan paling lama dua jam
untuk datang.
Ø Dialah orang yang paling tidak
sombong.
Ø Pekerjaan ini yang paling tidak
bermanfaat.
Kadang-kadang kata yang pada bentuk
superlatif dilesapkan. Hal itu tidak
menimbulkan perbedaan arti.Contoh :
Ø Kain batik tulis biasanya (yang)
paling mahal
Ø Orang (yang) paling dekat dengan
Amir akan membantu kami.
Bentuk
superlatif yang menarik ialah bentuk yang digabungkan dengan frasa
numeralia.Contoh :
Ø Surabaya ialah kota (yang) terbesar
nomor dua setelah Jakarta.
Ø Surabaya ialah kota terbesar (yang)
kedua setelah Jakarta.
Ø Amir salah seorang yang paing rajin
dikantor.
Meskipun
ter- dan paling bermakna sama, pemakaian ter- lebih terbatas. Pada umumnya ter-
tidak dipakai dengan bentuk-bentuk adjektiva seperti berbahaya, menyedihkan,
dan menggembirakan. Perhatikan
contoh-contoh berikut :
Ø *Pak dukun adalah pembunuh wanita
yang terbahaya.
Ø Pak dukun adalah pembunuh yang
paling berbahaya
Ø *Penjarahan bulan Mei 1998 adalah
yang termenyedihkan
Ø Penjarahan bulan Mei 1998 adalah
yang paling menyedihkan
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adjektiva
adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang
dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva dapat dibedakan dari segi
perilaku semantik yang berupa adjektiva bertaraf dan tak bertaraf, dari
perilaku sintaksis yang berupa fungsi atrbutif, fungsi predikatif, dan fungsi
adverbial, serta dari pertarafan yang dibedakan berdasarkan tingkat kualitas
dan tingkat bandingan.
3.2 SARAN
Pengetahuan
tentang perbedaan adjektiva sangat perlu diketahui oleh masyarakat terutama
mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.Untuk itu diharapkan sering-seringlah
membaca terutama yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sehingga kita tidak menjadi
turis bahasa di negara sendiri .
DAFTAR PUSTAKA
Alwi,Hasan,dkk.2014.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar