Kamis, 10 Maret 2016

MORFOLOGI ABDUL CHAER ADJEKTIVA



ADJEKTIVA


Description: C:\Users\Master Com\Documents\Logo UNM Cantik.jpg
 








Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.     Wiwin Rasmawati
2.     Miftahul Khairah
3.     Rahma Sari Usman
4.     Riski Amaliyah
5.     Mardianti
6.     Andi Syahdan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada kita semua khususnya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula Shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari kehidupan kelam  ke kehidupan terang benderang seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik pembaca makalah ini serta pihak yang memberikan saran dan kritikan pada kami tentang makalah ini,terutama dosen pembimbing “Prof. Dr. Hj. Johar Amir, M.Hum” yang telah membimbing kami di dalam penyusunan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh penambahan pengetahuan dan berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah kami buat yang ada di dalam makalah ini.

Makassar ,    November 2015
Penulis
                                                                                                                  
                                                                                                                                                                                                                                                                                  
                                                                                             Kelompok 5

                                                        




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH 1
1.2  RUMUSAN MASALAH 1
1.3  TUJUAN DAN MANFAAT 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
2.1  PENGERTIAN ADJEKTIVA 2
2.2  ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA 3
2.2.1        Adjektiva Bertaraf 3
2.2.2        Adjektiva Tak Bertaraf 7
2.3      ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SINTAKSISNYA   8
2.3.1        Fungsi Atributif  8
2.3.2        Fungsi Predikatif  9
2.3.3        Fungsi Adverbial atau keterangan 10
2.4      PERTARAFAN ADJEKTIVA 11
2.4.1        Tingkat kualitas 11
2.4.2        Tingkat Bandingan 14
BAB III: PENUTUP 20
3.1  KESIMPULAN 20
3.1  SARAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa jenis kata yang dapat berupa nomina, verba, numeralia, adverbial dan juga adjektiva. Kata-kata tersebut mempunyai aturan-aturan tersendiri di dalam penggunaannya baik konteks kalimat dalam ragam tulis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dikarenakan adjektiva juga termasuk dalam jenis kata yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki aturan atau kaidah tertentu dalam penggunaannya sehingga pemahaman tentang penggunaan jenis kata adjektiva di pandang perlu untuk diketahui.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan adjektiva?
2.      Bagaimanakah adjektiva dilihat dari perilaku semantisnya?
3.      Bagaimanakah adjektiva dilihat dari perilaku sintaksisnya?

1.3  MANFAAT DAN TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan manfaat dan tujuan sebagai berikut :
1.      Mampu mengetahui adjektiva
2.      Dapat memahami adjektiva dari segi perilaku semantisnya
3.      Dapat memahami adjektiva dari segi perilaku sintaksisnya






BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN ADJEKTIVA
Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva yang memberikan keterangan terhadap nomina itu berfungsi atributif. Keterangan itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan. Contoh kata pemeri kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan itu ialah kecil, berat, merah, bundar, gaib, dan ganda. Perhatikanlah contoh berikut.
Ø  Anak kecil                                     meja bundar
Ø  Beban berat                                   alam gaib
Ø  Baju merah                                   pemain ganda
Selanjutnya adjektiva juga dapat berfungsi sebagai predikat dan adverbial kalimat. Fungsi predikatif dan adverbial itu dapat mengacu ke suatu keadaan. Contoh pemeri keadaan ialah mabuk,sakit,basah,bak dan sadar.
Ø  Agaknya dia sudah mabuk.
Ø  Orang itu sakit dan tidak tertolong lagi.
Ø  Bajunya basah kena hujan.
Ø  Ia berhasil dengan baik.
Ø  Hal itu dikemukakannya secara sadar.
Adjektiva juga dicirikan oleh kemungkinannya menyatakan tingkat kualitas dan tingkat bandingan acuan   nomina yang diterangkannya. Perbedaan tingkat kualitas ditegaskan dengan pemakain kata seperti sangat dan agak di samping adjektiva.Contoh :
Ø  Anak itu sangat kuat.
Ø  Agak jauh juga rumahnya.
Tingkat bandingan dinyatakan antara lain oleh pemakaian kata lebih dan paling di muka adjektiva.Contoh :
Ø  Saya lebih senang disini daripada di sana.
Ø  Anaknya yang paling besar lulus kemarin.
2.2  ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA
Kelas adjektiva menunjukan adanya dua tipe pokok : adjektiva bertaraf yang mengungkapkan suatu kualitas dan adjektiva tak bertaraf yang mengungkapkan keanggotaan dalam suatu golongan. Pembedaan adjektiva yang bertaraf dari adjektiva yang tak bertaraf bertalian dengan mungkin tidaknya adjektiva itu menyatakan  berbagai tingkat bandingan. Untuk maksud itu dapat dipakai kata seperti  sangat, agak, lebih ,dan paling: sangat mudah, agak besar, lebih pendek, paling tua. Adjektiva tak bertaraf,sebaliknya ,tidak dapat diberi pewatas tersebut. Tidak  ada, misalnya, bentuk *sangat buntu , *agak  genap, *lebih kekal, *paling tunggal.

2.2.1                    Adjektiva Bertaraf
Adjektiva bertaraf dapat dibagi atas
(1). Adjektiva pemeri sifat ,
(2). Adjektiva ukuran,
(3). Adjektiva warna,
(4). Adjektiva waktu ,
(5). Adjektiva jarak,
(6). Adjektiva sikap batin ,dan
(7). Adjektiva cerapan.
Secara semantis batas di antara tujuh kategori itu tidak terlalu jelas, bahkan kadang-kadang bertumpang tindih. Namun secara morfologis akan tampak perbedaan potensi penurunannya.

2.2.1.1  Adjektiva pemeri sifat
Adjektiva pemeri sifat jenis ini dapat memerikan kualitas dan intensitas yang bercorak fisik atau mental.Contoh :

Ø  aman                                              ganas
Ø  bersih                                             kebal
Ø  cocok                                             latah
Ø  dangkal                                         panas
Ø  indah                                             dingin

2.2.1.1  Adjektiva Ukuran
adjektiva ukuran mengacu ke kualitas yang dapat diukur dengan
ukuran yang sifatnya kuantitatif.contoh :
Ø  berat                      pendek                                    tebal                lapang
Ø  ringan                    kecil                             tipis                 sempit
Ø  tinggi                     besar                            renik                longgar
Ø  panjang                  rendah                         luas

2.2.1.2  Adjektiva Warna
adjektiva warna mengacu ke berbagai warna seperti
Ø  merah                                            hitam
Ø  kuning                                           putih
Ø  hijau                                              jingga
Ø  biru                                                lembayung
Nama warna lain banyak diambil dari nama buah atau tumbuhan, seperti cokelat, sawo (matang), kopi (susu ). Disamping itu, ada beberapa unsur serapan dari bahasa asing, seperti oranye, dan Krem. Corak warna merah, kuning, hijau, hitam, dan putih dinyatakan sebagai berikut .
Ø  merah bata                                     merah masak
Ø  merah bungur                                merah menyala
Ø  merah dadu                                   merah merang
Ø  merah darah                                  merah delima                          
Ø  merah hati                                                 merah padam
Ø  merah jambu                                  merah saga     
Ø  merah lembayung                          merah sepang             
Ø  merah marak                                  merah tedas
Ø  kuning gading                               kuning emas
Ø  kuning  langsat                              kuning telur
Ø  hijau gadung                                 hijau maya-maya
Ø  hijau lumut                                    hijau daun
Ø  biru gerau                                      Biru laut
Ø  biru langit                                      Biru lebam
Ø  hitam arang                                   hitam lotong
Ø  hitam birat                                     hitam manggis
Ø  hitam jengat                                  hitam manis
Ø  hitam kumbang                             hitam pekat
Ø  hitam langit                                   hitam pegam
Ø  hitam legam                                   hitam usam
Ø  putih kuning                                  putih merah
Ø  putih lesi                                        putih timah

Disamping itu, jika warna hendak diberi nuansa, secara umum dapat dipakai pewatas, seperti muda dan tua di sebelah kanan adjektiva warna. Ada pula semu yang dipakai di muka adjektiva. Dalam frasa adjektiva itu muda bermakna ‘agak pucat’atau ‘kurang gelap’,sedangkan tua bermakna ‘agak kehitam-hitam ‘atau ‘sangat’. Semu bermakna ‘agak’ atau sedikit.
Contoh :
biru muda, merah muda, kuning muda hijau tua, merah tua, biru tua semu merah, semu kuning.

Nama warna dapat pula diperoleh dengan menggabungkan dua warna dengan unsur keduanya dalam bentuk ulangnya.Contoh :
biru kehijau-hijauan, kelabu kehitam-hitaman, cokelat kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan.



2.2.1.3  Adjektiva Waktu
        Adjektiva waktu mengacu ke masa proses,perbuatan,ata keadaan berada atau berlangsung sebagai pewatas.Contoh :
Ø  lama                                         lambat
Ø  segera                                      larut
Ø  jarang                                      mendadak
Ø  sering                                       singkat cepat

2.2.1.4  Adjektiva Jarak
Adjektiva jarak mengacu ke ruang antara dua benda, tempat, atau maujud sebagai pewatas nomina.
Ø  jauh                                         rapat
Ø  dekat                                       renggang
Ø  lebat                                        akrab

2.2.1.5  Adjektiva sikap batin
            Adjektiva sikap batin bertalian dengan pengacuan suasana hati atau perasaan.Contoh :
Ø  Bahagia                                   kasih
Ø  Bangga                                    ngeri
Ø  Benci                                       pening
Ø  Berahi                                      ragu-ragu
Ø  Berani                                      rindu
Ø  Cemas                                                 risau
Ø  Lembut                                    sakit
Ø  Gembira                                  sayang
Ø  Heran                                      sedih
Ø  Iba                                           segan
Ø  Jahat                                        takut
Ø  Jemu                                        yakin
Ø  Kagum
            Kelompok adjektiva ini dekat dengan verb dalam perilaku sintaksisnya. Disatu pihak kelompok adjektiva ini dapat menyatakan berbagai tingakt kualitas dan tingkat bandingan, di pihak  lain jenis adjektiva ini dapat diikuti oleh preposisi, seperti akan, pada terhadap, atas, tentang sebagaimana halnya perilaku verba.

2.2.1.6  Adjektiva Cerapan
Adjektiva cerapan bertalian dengan panca indra, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, atau penghiduan, perabaan, dan pencitraanrasa .Contoh :
Ø  Penglihatan: gemerlap, suram, terang
Ø  pendengaran: bising, garau, jelas, merdu, nyaring, serak
Ø  penciuman :anyir, busuk, hancing, harum, semerbak, tengik, wangi
Ø  perabaan:basah, halus, kasar, keras, kesat, lembab, lembut, licin, tajam
Ø  Pencitraan : asam ,enak, kelat, lezat, lemak, manis, pahit, payau, sedap, tawar
ciri yang menarik pada adjektiva cerapan dalam kalimat ialah sering terjadinya gejala sinestesi.Artinya, ada penggabungan indra yang bertalian dengan nomina dan adjektiva yang mengacu kepada dua macam cerapan yang berbeda. contoh :
Ø  Sungguh harum (penciuman ) namanya (pendengaran )
Ø  Kucing itu tajam (perabaan ) penglihatan matanya
Ø  Kami diterimanya dengan muka (penglihatan)asam(pencitaanrasa)

2.2.2                    Adjektiva Tak Bertaraf
Adjektiva tak bertaraf menempatkan acuan nomina yang diwatasinya di dalam kelompok kata atau golongan tertentu. Kehadirannya di dalam lingkungan itu tidak dapat bertaraf-taraf. sesuatu ada didalamnya atau di luarnya .
Ø  abadi                           lancing
Ø  buntu                           mutlak
Ø  gaib                             niskala
Ø  ganda                          pelak
Ø  genap                           sah
Ø  gasal                            tentu
Ø  kekal                            tunggal
termasuk di dalam kelompok ini adjektiva bentuk seperti
Ø  Bundar                                    lonjong
Ø  Bengkok                      bulat
Ø  Lurus

Ada beberapa adjektiva yang dapat dipakai sebagai bertaraf dan sebagai adjektiva tak bertaraf sekaligus. Hal itu bergantung pada makna yang akan disampaikan. Ambilah sebagai adjektiva sadar. Pada frasa rakyat yang sadar kata sadar termasuk adjektiva bertaraf denagn makna insaf akan keadaan sosial politik. Rakyat itu dapat bertaraf-taraf kesadarannya sehingga dapat dikatakan lebih sadar, kurang sadar, sangat sadar. Namun pada kalimat pasien itu hingga sekarang belum sadar kata sadar merupakan adjektiva bertaraf yang bermakna ‘keadaan ingat akan dirinya ‘.Pada pemakaian seperti itu orang hanya daapat dikatakan sadar atau tidak sadar, dan karena itu tidak mungkin ada pewatasan kualitas atau intensitas.

2.3  ADJEKTIVA DARI SEGI PERILAKU SINTAKSISNYA
2.3.1                    Fungsi atributif
Adjektiva yang merupakan pewatas dalam frasa nominal yang nominya menjadi subjek,objek,pelengkap dikatakan dipakai secara atributif. Tempatnya disebelah kanan nomina.
Perhatikan contoh berikut :
Buku merah,harga mahal,gadis kecil,suara lembut,baju putih
Jika pewatas nomina lebih dari satu, rangkaian pewatas itu lazimnya dihubungkan oleh kata yang. Perhatikan contoh berikut :
Ø  baju putih yang panjang
Ø  mobil tua yang murah
Ø  baju putih yang panjang dan bersih
Ø  mobil tua yang murah dan popular

2.3.2                    Fungsi predikatif
Adjektiva yang menjalankan fungsi predikat atau pelengkap dalam klausa dikatakan dipakai secara predikatif .Contoh :
Ø  Gedung yang baru itu sangat megah.
Ø  Setelah menerima rapor,merakapun gembira.
Ø  Sedihlah hatinya melihat anaknya tidak naik kelas.
Ø  Yang dibelinya kemarin tidak mahal.
Ø  Hatinya tidak akan tenang sebelum suaminya kembali.
Jika subjek atau predikat kalimat berupa frasa atau klausa kalimat yang panjang, semi kejelasan batas antara subjek dan predikat itu kadang-kadang disisipkan kata adalah.contoh :
Ø  Yang disarankannya kepadamu itu(adalah)baik
Ø  Mereka yang setuju dengan ide itu (adalah )kurang waras
Ø  ini (adalah )serumit masalah kita kemarin
Ø  (adalah) tidak benar bahwa saya menolak usulnya
Ø  (adalah) wajar bagi seorang jadi isteri cemburu.\
Adjektiva dapat juga merupakan inti frasa yang disebut frasa adjektiva. Selaku inti frasa, seperti pemarkah aspektualitas dan pemarkah modalitas yang ditempatkan disebelah kirinya .Contoh :   
Ø  Tidak bodoh                                  akan tidak rapi
Ø  Tidak keras kepala                        harus dapat memuaskan
Ø  Tidak berbahaya                            sudah harus tenang
Ø  Tidak bodoh tetapi malas              belum dapat tertarik
Adjektiva dalam frasa adajektiva dapat juga diikuti pewatas yang berposisi di sebelah kanannya.Contoh :
Ø  Sakit gigi
Ø  Bodoh kembali
Ø  Kaya juga
2.3.3                    Fungsi Adverbial atau Keterangan
      Adjektiva yang mewatasi verba (adjektif) yang menjadi predikat klausa dikatakan dipakai secara adverbial atau sebagai keterangan.  Hal ini juga terjadi jika frasa adjektival menjadi keterangan seluruh kalimat. Pola struktur adverbial itu dua macam : (1) …(dengan) + adjektiva + (-nya) yang dapat disertai reduplikasi dan (2) perulangan adjektiva.
      Kedua stuktur itu tidak dapat diterapkan secara umum pada ketujuh subkelas adjektiva  yang dikemukakan pada pada 2.2.1 adjektiva sikap batin, misalnya, cenderung bertsuktur dengan …., sedangkan adjektiva warna dan cerapan cenderung berstuktur peluang adjektiva. Adjektiva ukuran secara selektif memakai dua stuktur. Perhatikan contoh yang bertikut dengan dua pola.
Ø  (bekerja) dengan baik
Ø  (berkata) dengan tegas
Ø  (pergi) dengan cepat

Ø  (bekerja) baik-baik
Ø  (berkata) tegas-tegas
Ø  (pergi) cepat-cepat
Contoh yang berikut hanya mengizinkan satu pola.
Ø  terbang tinggi-tinggi                    -   * terbang dengan tinggi
Ø  jelas-jelas bersalah                       -   * dengan jelas bersalah
Ø  *pergi segera-segera                   -   pergi dengan segera
Ø  *tampil bangga-bangga sekali     -   bekerja dengan bangga sekali


2.4  PERTARAFAN ADJEKTIVA
            Adjektiva bertaraf dapat menunjukkan berbagai tingkat kualitas atau intensitas dan berbagai tingkat berbandingan. Pembedaan tingkat kualitas  atau intensitas dinyatakan dengan pewatas seperti benar, sangat, terlalu, agak dan makin. Pembedaan tingkat bandingan dinyatakan dengan pewatas seperti lebih, kurang dan paling.

2.4.1     Tingkat Kualitas
        Berbagai tingkat kualitas secara relatif menunjukkan tingkat intensitas yang lebih tinggi atau lebih rendah.  Ada  enam tingkat kualitas atau intensitas  (1) positif, (2) intensif, (3) elatif,  (4) eksesif, (5)  augmentatif, dan (6) atenuatif.

2.4.1.1        Tingkat positif
Tingkat positif, yang memberikan kualitas atau intensitas maujud yang diterangkan, dinyatakan oleh adjektiva tanpa pewatas.Contoh :
Ø  Indonesia kaya akan hutan.
Ø  Suasana kini sudah tenang.
Ø  Meskipun baru dibuka, toko itu sudah ramai.
ketiadaan kualitas dinyatakan dengan pemakiaan pewatas seperti tidak atau tak.  Contoh  :
Ø  Daerah itu tidak kaya  akan sumber daya alam.
Ø  Bagi sebagai orang hidup di kota tak terang.
Ø  Tidak ada jalan  di Jakarta yang tidak macet.

2.4.1.2     Tingkat Intensif
Tingkat intensif, yang menentukan kadar kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas benar, betul atau sungguh.Contoh :
Ø  Pak Asep setia benar dalam pekerjaannya
Ø  Mobil itu cepat  betul jalannya
Ø  Gua di gunung itu sungguh mengerikan
      Ketiadaan  intensitas atau kualitas yang sungguh-sungguh atau mutlak dinyatakan dengan pemakaian pewatas  sama sekali tidak  …., tidak… sama sekali, atau  tidak.. sedikit juga/pun.contoh :
Ø  Adik saya sama sekali tidak sombong.
Ø  Adik saya tidak sombong sama sekali.
Ø  Adik saya tidak sombong sedikit juga/pun.

2.4.1.3     Tingkat Elatif
      Tingkat elatif, yang menggambarkan tingkat kualitas  atau intensitas yang tinggi, dinyatakan dengan memaki pewatas  amat, sangat, atau sekali. Untuk memberikan tekanan yang lebih dan pada tingkat elatif, orang kadang-kadang menggunakan juga kombinasi dari pewatas itu : amat sangat .. atau (amat) sangat … sekali.Contoh :
Ø  Sikapnya sangat angkuh ketika menerima kami
Ø  Gaya kerjanya amat lambat sekali
Ø  Orang itu memang amat  sangat bodoh
      Termasuk dalam tingkat  adjektiva yang berbentuk maha … dan adi…
Ø  mahakudus                                  adibusana
Ø  mahasuci                                      adikrodati
Ø  mahamulia                                   adikusa
Ø  mahakuasa                                   adikuasa
Ø  mahatahu                                     adiluhung
Ø  maha penyayang
Ø  maha pengasih

2.4.1.4        Tingkat Aksesif
Tingkat eksesif, yang mengacu ke kadar  kualitas atau intensitas yang berlebih, atau yang  melampaui batas kewajaran, dinyatakan dengan memakai pewatas terlalu,  terlampau dan kelewat.Contoh :
Ø  Mobil itu terlalu mahal
Ø  Soal yang diberikan tadi terlampau sukar
Ø  Orang yag melamar sudah  kelewat banyak
Tingkat eksesif dapat juga  dinyatakan dengan penambahan ke-an pada adjektiva.Contoh :
Ø  Pantolan saya kebesaran
Ø  Anda membeli mobil itu kemahalan
Ø  Stasiun bus antar kota kejauhan bagi saya
Ø  Jas yang kekecilan  itu diantarkannya ke penjahit
      Bagan di bawah ini menunjukkan posisi relatif pewatas adjektiva jika dipakai di dalam kombinasi. Kata, misalnya, menggunakan kombinasi terlalu amat kaya, amat sangat membosankan, sungguh mahabesar, sama sekali tidak benar atau tidak benar  sama sekali.
terlalu terlampau kelewat
sungguh
amat



maha
sangat
Adjektiva
amat
sekali
benar
betul
sungguh
sama sekali
tidak
tidak
tidak
Adjektiva
sama sekali
sama juga
sama pun

Bagan 5.1 : Distribusi Pewatas Adjektiva

2.4.1.5        Tingkat Augmentatif
Tingkat augmentatif, yang mengambarkan naiknya atau bertambahnya tingkat kualitas atau intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas makin.., makin.. makin, atau  semakin.Contoh :
Ø   Sutarno menjadi makin kaya
Ø  Makin banyak peserta makin baik
Ø  Makin lama udara di Jakarta makin panas  rasanya.
Ø  Perumahan rakyat menjadi semakin penting

2.4.1.6        Tingkat Atenuatif
   Tingkat atenuatif, memberikan penurunan kadaar kualitas atau pelemahan intensitas, dinyatakan dengan memakai pewatas agak atau sedikit.Contoh :
Ø  Gadis yang agak malu itu diterima jadi pegawai.
Ø  Saya merasa agak tertarik  membaca  novel itu.
Ø  Anto sedikit marah ketika jatahnya diambil.
      pada adjektiva warna, tingkat dinyatakan dengan bentuk ke-an yang  direduplikasi.
Contoh :
Ø  Warna bajunya kekuning-kuningan.
Ø  Mata  bintang film itu kebiru-biruan.
Ø  Pada waktu fajar langit ditimur kemerah-merahan.

2.4.2        Tingkat Bandingan
      Tingkat pembandingan dua maujud atau lebih dapat disimpulkan bahwa tingkat  kualitas atau intensitasnya dapat setara atau tidak setara. Tingkat yang setara  disebut tingkat ekuatif, tingkat yang setara dibadi dua : tingkat komperatif dan tingkat supoerlatif. Tiap-tiap tingkat  itu secara sintaksis diungkapkan dengan bentuk  yang khusus.
2.4.2.1        Tingkat Akuatif
      Tingkat Akuatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama. Peranti bahasa yang digunakan ialah bentuk klitik se- yang di tempatkan di depan adjektiva. Perhatikan contoh  yang berikut.
Ø Tuti secantik ibunya              
Ø Harga di Pasar  Baru tidaj semahal di Pasar Elita
Ø Dokternya  menemukan bisul sebesar kelereng
Ø Toni tidak seberani adiknya
Ø Saya tidak serendah yang engkau sangka          
      perhatikanlah bahwa  bentuk adjektiva yang sudah berawalan (dengan atau tanpa akhira) tidak lazim didahului klitik se.Contoh :
Ø *Rapat hari ini semenjemukan rapat kemarin
Ø *Naik bus malam seberbahaya sepeda motor
Ø Lurah desa itu tidak seterkenal pendahulunya

Bentuk  se- juga dinyatakan dengan pemakaian sama + adjektiva + nya + dengan  diantara dua nomina atau sama  + adjektiva + nya di belakang gabungan sinonim.Contoh :
Ø  ?Tini secantik jelita ibunya
Ø  ? Keadaan negeri itu sekacau balau tahun lalu
      Tingkat ekuatif dapat juga dinyatakan dengan pemakaian sama + adjektiva + nya  + dengan di antara  dua nomina atau sama + adjektiva + nya di belakanh  dua nomina yang dibandingkan.Contoh :
Ø  Kota Garut sama ramainya dengan Ciamis
Ø  Mesin ketik  ini sama mahalnya dengan itu
Ø  Buatan Taiwan sama murahnya dengan produksi Brazil
Ø  Toto sama keras kepalanya dengan ayahnya.
Ø  Tini sama lemah lembutnya dengan kakaknya
Ø  Perundingan kemarin dan yang pertama tidak berjalan sama lancarnya.
   Jika didalam teks atau konteks acuan yang dibandingkan sudah dikenal  atau sudah jelas, frasa nominal yang bersangkutan dapat  dilesapkan.Contoh:
Ø  Becak sama saja sempiynta (dibandingkan dengan bemo)
Ø  Menggambar dengan pensil pun sama saja baiknya (dibandingkan dengan menggambar dengan cat air)
Ø  Mi goreng sama saja membosankan (dibandingkan dengan mi rebus)

2.4.2.1        Tingkat Kompratif
      Tingkat kompratif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang.  Pewatas  yang dipakai aialah lebih…dari(pada).., kurang.. dari (pada), dan kalah.. dengan / dari(pada). Dewasa  ini dalam sturktr kompratif pemakaian kata daripada bersaing dengan kata dari

2.4.2.2        Tingkat Komparatif
Tingkat komparatif mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang. Pewatas yang dipakai ialah lebih …. Dari(pada) …, kurangdari(pada), dan kalah dengan/dari(pada). Dewasa ini dalam struktur komparatif pemakaian kata daripada bersaing dengan kata dari.Contoh :
Ø  Mangga arumanis lebih enak dari(pada) mangga golek.
Ø  Dia lebih ilmiah dari(pada) pakar asing.
Ø  Juned lebih keras kepala dari(pada) Daud.
Ø  Restoran ini kurang bersih dari(pada) restoran itu.
Ø  Dia kurang manusiawi dari(pada) direktur sebelumnya.
Ø  Gajinya kalah besar dari(pada) yang saya terima.
Ø  Edi kalah tinggi dengan/dari(pada) Wawan.

Bila suatu bentuk komparatif tidak diikuti kata dari(pada), maujud yang dibandingkan dianggap sudah jelas karena sudah disebut atau sudah dipahami. Jika misalnya, orang berkata, “dapat saya lihat yang lebih murah?” maka barang yang diperlihatkan itu rupanya dianggap terlalu mahal. Selanjutnya dapat dicatat bahwa pemakaian kata lebih dibelakang frasa nominal menyiratkan makna ‘lebih dari jumlah yang dinyatakan oleh kata atau frasa di depannya’. Perhatikanlah contoh berikut.

Ø  Ia pernah ditahan polisi seminggu lebih.
Ø  Dia sudah ku beri lima ribu rupiah.

Frasa atau lebih dibelakang frasa nominal dapat dianggap bentuk eliptis dari atau lebih dari itu.Contoh:
Ø  Bilangan yang terdiri atas tiga kata atau lebih ditulis dengan angka.
Ø  Yang ingin lulus ujian itu harus mencapai nilai tujuh atau lebih.
Kadang-kadang lebih (banyak) dipakai sebelum frasa verbal untuk menunjukan kadar sesuatu yang lebih tinggi daripada yang lain.
Contoh :
Ø  Drama ini lebih (banyak) bercorak dagelan daripada komedi
Ø  Ternyata ia lebih (banyak) memperhatikan adik saya
Tambahan lagi, lebih dari(pada) dipakai dimuka adjektiva tertentu dengan makna ‘di atas taraf yang diharapkan’. Bandingkanlah contoh-contoh dibawah berikut :
Ø  Hasil ujian Hasan lebih memuaskan dari agus.
Ø  Hasil ujian Hasan lebih dari memuaskan.
Ø  Harga kayu lebih mahal dari harga bambu.
Ø  Harga kayu sekarang lebih dari mahal.
Akhirnya, tingkat komparatif juga tampak pada pemakaian daripada pada klausa subordinatif suatu kalimat majemuk. Secara tersirat, perbuatan yang diacu dalam klausa pembanding dianggap lebih baik.Contoh :
Ø  (Lebih baik) beli kemeja batik saja daripada baju kaos untuk pertemuan nanti malam.
Ø  Daripada menganggur, (lebih baik) saya membersihkan kamar kerja saya sampai petang.

2.4.2.2.1              Penominalan Adjektiva Komparatif
Adjektiva komparatif dapat dinominalkan menjadi subjek kalimat dengan penambahan yang sebelumnya dan diikuti frasa nominal yang dibandingkan.Contoh :
Ø  Kusnawanlah yang lebih pandai diantara keduanya.
Ø  Diantara dua kota itu Bandunglah yang lebih ramai.

2.4.2.2.2              Kebermakahan Adjektiva Komparatif
Di dalam pemakaian tingkat komparatif hendaknya diperhatikan pasangan antonim seperti besar : kecil, panas : dingin, berat : ringan, dan mahal : murah. Pasangan itu bertalian dengan konsep pemarkahan. Pengertian tentang markah bertalian dengan cara pandang manusia tentang alam sekitarnya. Dalam kaitannya dengan bahasa, khususnya kelas adjektiva, orang biasanya memakai bentuk yang dianggapnya netral, atau yang disenangi. Termasuk di dalamnya adjektiva besar,cantik, dan tinggi. Kata seperti itu lah yang disebut tak bermarkah. Lawan katanya, yakni, kecil, jelek, dan rendah adalah adjektiva yang bermarkah. Sehubungan dengan bentuk tingkat komparatif, adjektiva yang bermarkah lebih sempit jangkauannya daripada yang netraL. Contoh dibawah ini akan menjelaskan sifat bermarkah dan tidak bermarkah.
Ø  Saya minta batu yang lebih besar dari ini.
Ø  Saya minta batu yang kurang kecil dari ini.
Kalimat cotoh pertama menandakan bahwa pembicaraan itu bersikap netral. Artinya, frasa yang lebih besar memungkinkan tafsiran bahwa batu itu ukurannya sudah besar, tetapi yang diperlukan ukuran yang lebih besar lagi, atau ukurannya kecil dan yang diminta batu yang ukurannya lebih besar. Frasa yang kurang kecil hanya mengizinkan tafsiran bahwa batu itu memang kecil dan tidak besar..
Adjektiva yang tak bermarkah menyiratkan sikap pembicara yang tidak berpraduga. Bila kita bandingkan contoh pertama dengan contoh kedua berikut :
Ø  Seberapa cantik pacar baru Ali ?
Ø  Seberapa jelek pacar baru Ali ?
Akan kita rasakan bahwa pada contoh pertama pembicara sekedar menanyakan derajat kecantikan pacar baru Ali. Bisa saja pacar baru Ali itu malah tidak cantik. Pada contoh kedua  pembicara sudah berpraduga bahwa pacar itu jelek; dia ingin tahu seberapa jelek.

2.4.2.1         Tingkat Superlatif
Tingkat superlatif mengacu ke tingkat kualitas atau intensitas yang paling tinggi di antara semua acuan adjektiva yang dibandingkan. Tingkat itu dalam kalimat dinyatakan dengan pemakaian afiks ter- atau pewatas paling dimuka adjektiva yang bersangkutan. Adjektiva superlative dapat diikuti frasa yang berposisi dari,antara,di antara,dari antara beserta nomina yang dibandingkan.Contoh :
Ø  Dari semua anakku Kusnolah yang terpandai.
Ø  Toni yang paling rajin diantara semua mahasiswa.
Ø  Kamar ini yang termahal dari antara yang pernah saya sewa.
Ø  Saya perlukan paling lama dua jam untuk datang.
Ø  Dialah orang yang paling tidak sombong.
Ø  Pekerjaan ini yang paling tidak bermanfaat.
Kadang-kadang kata yang pada bentuk superlatif dilesapkan. Hal itu tidak
menimbulkan perbedaan arti.Contoh :
Ø  Kain batik tulis biasanya (yang) paling mahal
Ø  Orang (yang) paling dekat dengan Amir akan membantu kami.
Bentuk superlatif yang menarik ialah bentuk yang digabungkan dengan frasa numeralia.Contoh :
Ø  Surabaya ialah kota (yang) terbesar nomor dua setelah Jakarta.
Ø  Surabaya ialah kota terbesar (yang) kedua setelah Jakarta.
Ø  Amir salah seorang yang paing rajin dikantor.
Meskipun ter- dan paling bermakna sama, pemakaian ter- lebih terbatas. Pada umumnya ter- tidak dipakai dengan bentuk-bentuk adjektiva seperti berbahaya, menyedihkan, dan menggembirakan. Perhatikan contoh-contoh berikut :
Ø  *Pak dukun adalah pembunuh wanita yang terbahaya.
Ø  Pak dukun adalah pembunuh yang paling berbahaya

Ø  *Penjarahan bulan Mei 1998 adalah yang termenyedihkan
Ø  Penjarahan bulan Mei 1998 adalah yang paling menyedihkan



BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN

Adjektiva adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat. Adjektiva dapat dibedakan dari segi perilaku semantik yang berupa adjektiva bertaraf dan tak bertaraf, dari perilaku sintaksis yang berupa fungsi atrbutif, fungsi predikatif, dan fungsi adverbial, serta dari pertarafan yang dibedakan berdasarkan tingkat kualitas dan tingkat bandingan.

3.2  SARAN
Pengetahuan tentang perbedaan adjektiva sangat perlu diketahui oleh masyarakat terutama mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.Untuk itu diharapkan sering-seringlah membaca terutama yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sehingga kita tidak menjadi turis bahasa di negara sendiri .














DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasan,dkk.2014.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta:Balai Pustaka
 





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar