KLASIFIKASI BUNYI
DISUSUN OLEH :
WIWIN RASMAWATI
1551040025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada kita
semua khususnya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu . Tak lupa pula Shalawat beserta salam marilah kita curahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita dari kehidupan
kelam ke kehidupan yang lebih baik .
Saya ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing saya di dalam penyusunan
makalah ini. Namun saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun saya harapkan demi perbaikan dan
kebaikan makalah ini.
Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh penambahan
pengetahuan dan berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah saya
buat yang ada di dalam makalah ini.
Saya mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, baik pembaca makalah ini serta pihak yang memberikan
saran dan kritikan pada saya tentang makalah ini.
Makassar
, 20 Oktober 2015
Penyusun
Wiwin Rasmawati
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I:
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar
Belakang Masalah
1
1.2 Rumusan
Masalah
1
1.3 Tujuan
dan Manfaat
1
BAB II:
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengelompokan
Bunyi
2
2.2 Perbedaan
Tiap-Tiap
2
2.3 Contoh
Masing-masing Bunyi
6
BAB III:
PENUTUP
8
3.1 Kesimpulan
8
3.1 Saran
8
DAFTAR
PUSTAKA
9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.Banyak kajian teori yang mempelajari bahasa termasuk fonologi .Fonologi diartikan
sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,membicarakan
dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia
.Pengetahuan tentang fonologi sangat
penting diketahui oleh masyarakat Indonesia
terlebih mahasiswa yang mengambil
jurusan bahasa Indonesia. Perbedaan bunyi-bunyi pun yang ditimbulkan oleh alat
ucap manusia belum banyak diketahui oleh masyarakat bahkan
seperti banyaknya pengucapan yang tidak sesuai yang sering digunakan oleh
masyarakat Indonesia termasuk mahasiswa .Untuk itu penulis merasa perlu untuk
membuat makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa saja bunyi-bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia ?
2.
Bagaimana perbedaan tiap-tiap bunyi ?
3.
Apa saja contoh dari tiap-tiap bunyi ?
1.3 Manfaat dan Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka dapat ditentukan manfaat dan tujuan sebagai berikut :
1.
Mampu mengetahui bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2.
Mampu membedakan tiap-tiap bunyi.
3.
Mampu mengetahui contoh dari tiap-tiap
bunyi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengelompokan
Bunyi
Bunyi –bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat-alat ucap dapat dibedakan :
a) Bunyi
vokal ,konsonan ,dan semi vokal
b) Bunyi
oral dan bunyi nasal
c) Bunyi
bersuara dan bunyi tak bersuara
d) Bunyi
keras dan bunyi lunak
e) Bunyi
panjang dan bunyi pendek
f) Bunyi
tunggal dan bunyi rangkap
g) Bunyi
nyaring dan bunyi tak nyaring
h) Bunyi
egresif dan bunyi ingresif
i)
Bunyi segmental dan bunyi supra
segmental
j)
Bunyi utama dan bunyi sertaan
2.2 Perbedaan Bunyi –bunyi
a. Bunyi Vokal ,Konsonan ,dan Semi
vokal
Bunyi
– bunyi vokal,konsonan ,dan semi vokal dibedakan berdasarkan tempat dan cara
artikulasinya.
Ø Vokal
adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah arus udara ke luar dari
glotis (celah pita suara ),lalu arus ujar
hanya” diganggu “atau diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut.
Ø Konsonan
yaitu setelah arus ujar melewati pita suara diteruskan ke rongga mulut dengan
mendapat hambatan dari artikulator aktif dan artikulator pasif.
Ø Bunyi
semi vokal adalah bunyi yang proses pembentukannya mula-mula secara vokal lalu
diakhiri secara konsonan sehingga bunyi ini sering disebut bunyi hampiran
(aproksiman ).
b. Bunyi Oral dan Bunyi Nasal
Kedua Bunyi ini dibedakan berdasarkan keluarnya
arus ujar:
Ø Bunyi
oral adalah bunyi keluar atau arus ujar
ke luar melalui rongga mulut .
Ø Bunyi
nasal adalah bunyi keluar atau arus ujar keluar melalui rongga hidung .
c.
Bunyi
Bersuara dan Bunyi tak Bersuara
Kedua bunyi ini
dibedakaan berdasarkan ada tidaknya getaran pada pita suara sewaktu bunyi itu
diproduksi .
Ø Bunyi
bersuara yaitu bila pita suara turut bergetar pada proses pembunyian itu.
Hal
ini terjadi karena glotis pita suara itu terbuka sedikit .
Ø Bunyi
tak bersuara adalah bunyi bila pita suara tidak bergetar saat proses
pembunyian.Hal ini terjadi karena glotis pita suara terbuka agak lebar .
d. Bunyi Keras dan Bunyi Lunak
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan ada tidaknya ketegangan kekuatan arus udara ketika bunyi
itu diartikulasikan .
Ø Bunyi
keras (fortis ) yaitu bunyi yang terjadi karena pernafasan yang kuat dan otot
tegang .
Ø Bunyi
lunak (lenis) yaitu bunyi yang terjadi apabila pernafasan yang lembut dan otot
kendur .
e. Bunyi Panjang dan Bunyi Pendek
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan pada lama dan tidaknya bunyi itu diartikulasikan.Akan
tetapi kasus bunyi panjang dan pendek tidak ada dalam bahasa Indonesia ,tetapi ada dalam
bahasa latin, dan bahasa arab.
f. Bunyi Tunggal dan Bunyi Rangkap
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan pada hadirnya sebuah bunyi yang tidak sama sebagai satu
kesatuan dalam sebuah silabel (suku kata ).
Ø Bunyi
rangkap vokal disebut diftong dan bunyi tunggal vokal disebut monoftong .
Ø Bunyi
rangkap konsonan disebut klaster. Tempat artikulasi kedua konsonan dalam
kalster berbeda .
g. Bunyi Nyaring dan Tak nyaring
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan derajat kenyaringan (sonoritas) bunyi- bunyi itu yang
ditentukan oleh besar kecilnya resonansi pada waktu bunyi itu diujarkan.
Ø Bunyi
vokal mempunyai tingkat kenyaringan yang lebih tinggi.
Ø Bunyi
konsonan mempunyai tingkat kenyaringan dibawah bunyi vokal.
h. Bunyi Egresif dan Bunyi Ingresif
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan dari mana datangnya arus udara dalam pembentukan bunyi
itu.
Ø Bunyi
egresif yaitu bila arus udara datang dari dalam (seperti dalam paru-paru),dibedakan
menjadi dua yaitu :
·
Bunyi egresif pulmonik,apabila arus
udara itu berasal dari paru-paru
·
Bunyi egresif glutolik,apabila arus
udara itu berasal dari pangkal tenggorokan .
Ø Bunyi
Igresif yaitu bila arus udara datang dari luar .
·
Bunyi ingresif glotalik yang prosesnya
sama dengan bunyi egresif glotalik hanya arus udaranya berasal dari luar.
·
Bunyi ingresif velarik yang terjadi
dengan mekanisme velarik,yakni pangkal lidah dinaikkan ke langit–langit lunak
(velum)
i.
Bunyi
Segmental dan Bunyi Suprasegmental
Kedua bunyi ini
dibedakan berdasarkan pada dapat tidaknya bunyi itu disegmentasikan .
j.
Bunyi
Utama dan Bunyi Sertaan
Kedua bunyi ini
didasarkan berdasarkan pada adanya proses artikulasi pertama, artikulasi utama,
atau artikulasi primer, dan adanya artikulasi sertaan.
Bunyi
–bunyi sertaan disebut juga bunyi pengiring yang muncul ,antara lain akibat
adanya proses artikulasi sertaan yang disebut :
a)
Labialisasi,
yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara kedua bibir dibulatkan dan
disempitkan segera atau ketika bunyi utama di ucapkan, sehingga terdengar bunyi
sertaan [w ]pada bunyi utama.
b)
Palatalisasi
,yaitu
bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara tengah lidah dinaikkan mendekati
langit –langit keras (palatum )segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi
sertaan [y ].
c)
Velarisasi
,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan cara mengangkat lidah kearah langit
–langit lunak (velum ) segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga
terdengar bunyi sertaan [x ].
d)
Retrofleksi
,yaitu
bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara ujung lidah ditarik ke belakang
segera atau ketika bunyi utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan [r].
e)
Glotalisasi
,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara glotis ditutup sesudah bunyi
utama diucapkan sehingga terdengar bunyi sertaan[ ? ].
f)
Aspirasi
,yaitu
bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara arus udara yang ke luar lewat rongga
mulut terlalu keras sehingga terdengar bunyi sertaan [h].
g)
Nasalisasi
,yaitu bunyi sertaan yang dihasilkan dengan cara memberikan kesempatan arus
udara melalui rongga hidung sebelum atau sesaat bunyi utama diucapkan ,sehingga
terdengar bunyi sertaan [ M ].
2.3 Contoh masing-masing jenis bunyi
·
Contoh Bunyi vokal seperti [I], [a], [u].
·
Contoh Bunyi konsonan seperti [b], [d],
[g].
·
Contoh Bunyi nasal seperti
Nasal
bilabial seperti bunyi [m].
Nasal
laminoalveolar atau apikodental seperti bunyi [n].
Nasal
laminopalatal [ñ].
Nasal
dorsovelar seperti bunyi [].
·
Contoh yang termasuk bunyi bersuara seperti [b], [d], [g].
·
Contoh yang termasuk bunyi tak bersuara
seperti [s]. [k], [p] dan [t].
·
Contoh yang termasuk bunyi keras (fortis
) [t], [k], [s ].
·
Contoh
yang termasuk bunyi lunak [d], [g], [z].
·
Contoh yang termasuk bunyi panjang dan
bunyi pendek yaitu dapat berupa bunyi vokal dan konsonan.
·
Contoh yang termasuk bunyi rangkap vokal
seperti bunyi pada [a] dan [i] pada kata .
·
Contoh yang termasuk bunyi rangkap
konsonan seperti bunyi [k] dan [I] pada kata .
·
Contoh yang merupakan bunyi segmental yaitu semua bunyi vokal dan
konsonan.
·
Contoh yang merupakan bunyi
suprasegmental :
Benua
afrika, bunyi berarti memanggil.
Bila
diberi nada turun berarti panggilah.
Bila
diberi nada datar berarti sudah memanggil.
·
Contoh yang termasuk bunyi labialisasi
seperti bunyi [t] pada kata tujuan terdengar sebagai bunyi [tw]
sehingga lafalnya [twujuan ].
·
Contoh yang termasuk bunyi palatalisasi
seperti bunyi [p] pada kata piara terdengar sebagai bunyi [py]sehingga
ucapannya menjadi [pyara].
·
Contoh yang termasuk bunyi velarisasi
seperti bunyi [m] pada kata makhluk terdengar sebagai bunyi [mx],sehingga
ucapannya menjadi[ mxaxluk].
·
Contoh yang termasuk bunyi retrofleksi
seperti bunyi [k] pada kata kertas terdengar sebagai bunyi [kr]
sehingga lafalnya [krertas ].
·
Contoh yang termasuk bunyi Glotalisasi seperti bunyi [a]
pada kata akan terdengar sebagai bunyi [a?] sehingga lafalnya [a?kan].
·
Contoh yang termasuk bunyi Aspirasi
seperti bunyi [P] pada awal bahasa inggris peace terdengar sebagai bunyi [Ph]
sehingga lafalnya [Pheis].
·
Contoh nasalisasi biasa terjadi pada
konsonan hambat bersuara ,yaitu [b],[d],dan [g], sehingga menjadi [mb],
[nd], [kg].
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia dapat
berupa bunyi vokal, konsonan, semi vokal, bunyi oral, bunyi nasal, bunyi
bersuara, bunyi tak bersuara, bunyi keras, bunyi lunak, bunyi panjang, bunyi
pendek, bunyi tunggal, bunyi rangkap, bunyi nyaring, bunyi tak nyaring, bunyi
egresif, bunyi ingresif, bunyi segmental, bunyi suprasegmental, bunyi utama,
dan bunyi sertaan.
Tiap-tiap bunyi
memiliki perbedaan tersendiri dilihat pengertian dan contoh dari masing-masing
bunyi.
3.2 Saran
Pengetahuan
tentang perbedaan bunyi sangat perlu diketahui oleh masyarakat terutama
mahasiswa jurusan bahasa Indonesia.Untuk itu diharapkan sering-seringlah
membaca terutama yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sehingga kita tidak
menjadi turis bahasa di negara sendiri .
DAFTAR PUSTAKA
Chaer , Abdul.
2009.Fonologi Bahasa Indonesia
.jakarta: Rineka Cipta.
SEMOGA BERMANFAAT ,,,,,WIRAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar