Pendekatan
Semiotik
Zoest, 1993:18
Semiotika
adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan
produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang
lain
Pradopo (1994)
studi sastra bersifat semiotik adalah usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvesi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur-struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antarunsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.
studi sastra bersifat semiotik adalah usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvesi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur-struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antarunsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.
Culler (1981).
mencari tanda-tanda yang
memungkinkan timbulnya makna sajak, maka menganalisis sastra itu tidak lain
adalah memburu tanda-tanda (pursuit of sign).
Elemen-elemen Dasar Semiotik
Komponen Tanda
tanda sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dua bidang –seperti halnya selembar kertas-yaitu bidang penanda (signifier) nntuk menjelaskan ‘bentuk’ atau ’ekspresi’; dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan ‘konsep’ atau ‘makna’.
tanda sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dua bidang –seperti halnya selembar kertas-yaitu bidang penanda (signifier) nntuk menjelaskan ‘bentuk’ atau ’ekspresi’; dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan ‘konsep’ atau ‘makna’.
tanda dalam hubungan dengan
acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan
simbol/lambang dan makna.
a. Lambang/Simbol
a. Lambang/Simbol
Lambang bagi Peirce merupakan bagian dari tanda. Setiap
lambang adalah tanda dan tidak setiap tanda itu sebagai lambang. Adakalanya
tanda dapat menjadi lambang secara keseluruhan yaitu dalam bahasa. Sebagai
sistem tanda yang arbitrer, setiap tanda dalam bahasa merupakan lambang. Puisi
sebagai karya dengan medium bahasa di dalamnya terdapat lambang yang berupa
bunyi, baik vokal maupun konsonan yang menyiratkan makna tertentu.
1) Tingkatan Tanda
Roland
Barthes
Denotasi
·
denotasi adalah tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara
tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung
dan pasti.
·
makna pada apa yang
tampak. Misalnya foto wajah Barnadi berarti wajah Barnadi yang sesungguhnya.
·
denotasi adalah tanda
yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi.
Konotasi
·
Konotasi adalah tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di
dalamnya beroperasi makna yang eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti
(artinya terbuka dalam berbagai kemungkinan).
·
Konotasi dapat
menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implisit, tersembunyi.
2) Relasi Antartanda
Selain kombinasi tanda, analisis semiotika juga beruapaya mengungkap interaksi di antara tanda-tanda.
Selain kombinasi tanda, analisis semiotika juga beruapaya mengungkap interaksi di antara tanda-tanda.
Metafora
·
sebuah model interaksi
tanda, yang di dalamnya sebuah tanda dari sebuah sistem yang lainnya. Misalnya
penggunaan metafora ‘kepala batu’ untuk menjelaskan seseorang yang tidak mau
diubah pikirannya.
Metonimi
·
interaksi tanda, yang
di dalamnya sebuah tanda diasosiasikan dengan tanda lain, yang di dalamnya
terdapat hubungan bagian (part) dengan keseluruhan (whole). Misalnya, tanda
botol (bagian) untuk mewakili ‘pemabuk’ (total). Atau, tanda mahkota untuk mewakili
konsep tentang ‘kerajaan’.
Relasi metafora dan metonimi ini banyak digunakan di dalam
puisi sebagai dua majas (figure of speech). Untuk menjelaskan makna-makna
secara tidak langsung.
2.3 Unsur-unsur Puisi dalam Kajian Semiotik
1. Diksi
diksi
dapat diartikan berupa kecermatan pemilihan dan penggunaan kata-kata yang
bertujuan untuk memperoleh efek ucapan atau tulisan yang disampaikan.
2. Makna Denotasi dan Konotasi
·
Makna denotasi adalah
yang merujuk kepada makna sebenarnya (makna kamus)
·
Makna konotasi adalah
arti tambahan yang ditimbulkan asosiasi-asosiasi yang keluardari denotasinya.
3. Citraan
Citraan (imagery) merupakan sesuatu yang dirasakan atau dialami secara imajinatif. Dengan ketepatan pilihan kata dalam sebuah karya sastra (puisi) membantu daya bayang untuk menjelmakan gambaran yang nyata.
Citraan (imagery) merupakan sesuatu yang dirasakan atau dialami secara imajinatif. Dengan ketepatan pilihan kata dalam sebuah karya sastra (puisi) membantu daya bayang untuk menjelmakan gambaran yang nyata.
4. Bahasa Kiasan
Adanya bahasa kias dapat mengefektikan penyampaian maksud. Dengan bahasa kias, imaji tambahan akan semakin mudah ditemukan sehingga yang abstrak menjadi konkret dan puisi lebih mudah dipahami dan nikmat untuk ditelaah.
Adanya bahasa kias dapat mengefektikan penyampaian maksud. Dengan bahasa kias, imaji tambahan akan semakin mudah ditemukan sehingga yang abstrak menjadi konkret dan puisi lebih mudah dipahami dan nikmat untuk ditelaah.
Pengkajian puisi Hujan Bulan Juni
Hujan Bulan
Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
1989
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
1989
Analisis
Struktur Lahir Puisi Hujan Bulan Juni
1. Diksi
Diksi yang terdapat pada puisi Hujan Bulan Juni ini menggunakan diksi konotatif, karena didominasi oleh kata-kata yang tidak menggunakan makna sebenarnya. Terdapat dalam kutipan berikut ini.
Diksi yang terdapat pada puisi Hujan Bulan Juni ini menggunakan diksi konotatif, karena didominasi oleh kata-kata yang tidak menggunakan makna sebenarnya. Terdapat dalam kutipan berikut ini.
“tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni” (bait ke-1)
2. Gaya Bahasa
Di dalam
puisi ini diperkuat dengan majas personifikasi. Dapat terlihat pada kata hujan
yang seolah-olah memiliki rasa seperti manusia yaitu rindu, bijak, arif, tabah,
dan perilakunya (dirahasiakannya, dihapusnya, dibiarkan).
3. Bunyi
Rima: Bebas
4. Tipografi
Tipografi
pada puisi ini terdiri dari tiga bait dan tiap bait terdiri dari empat baris. Dalam puisinya sendiri
ditulis dengan menggunakan rata kiri.
Analisis
Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni
1.
Tema
Penantian
2.
Nada dan
Suasana
Romantik,
menggambarkan suasana harmonis.
3.
Perasaan
Memunculkan
rasa tabah, bijak, dan arif.
4. Amanat/Itikad
Tidak ada
yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha. Sesungguhnya kekuatan cinta itu
nyata.
5. Relevansi dengan
kehidupan
Menggambarkan
bahwa dalam mengharapkan sesuatu di hidup ini tidak selalu mudah didapat. Perlu
adanya usaha yang sungguh-sungguh. Jika kita mau berusaha pasti akan ada hasil
yang baik.
Analisis puisi Hujan Bulan Juni dilakukan tiap-tiap kalimat karena tanda-tanda
yang terdapat dalam puisi ini berbentuk kalimat, bisa dibilang bukan merupakan
satu kata saja. Maka analisisnya menurut kalimat-kalimat berikut ini.
1. Hujan Bulan Juni
2. Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan
juni
3. Dirahasiakannya rintik rindunya kepada
pohon berbunga itu
4. Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan
juni
5. Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang
ragu-ragu di jalan itu
6. Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan
juni
7. Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap
akar pohon bunga itu
Pembacaan heuristik puisi Hujan Bulan
Juni.
1. Hujan bulan juni.
Dari judul
puisi ini sendiri Hujan Bulan Juni
memiliki arti hujan yang terjadi di bulan juni.
2. Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan
juni.
Dalam KBBI
kata tabah memiliki arti tetap dan kuat hati. Jadi kalimat ini mengartikan
bahwa hujan di bulan juni memiliki sifat yang tetap dan kuat hati. Tidak ada
yang melebihi ketabahan hujan di bulan juni.
3. Dirahasiakannya rintik rindunya kepada
pohon berbunga itu.
Dalam KBBI
kata rahasia memiliki arti sesuatu
yg sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Kalimat ini
mengartikan bahwa hujan di bulan juni menyembunyikan rindunya kepada pohon yang
berbunga.
4. Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan
juni.
Dalam KBBI
kata bijak adalah selalu menggunakan akal budinya; pandai;
mahir. Dalam kalimat ini mengartikan hujan di bulan juni menggunakan akal
budinya, pandai dan mahir. Tidak ada yang lebih bijak dari hujan di bulan juni.
5. Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang
ragu-ragu di jalan itu.
Dalam KBBI
kata hapus adalah tidak
terdapat atau tidak terlihat lagi; hilang. Kalimat ini berarti, hujan di bulan
juni menghapus atau menghilangkan jejak-jejak kakinya yang ragu ragu.
6. Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan
juni.
Dalam KBBI
kata arif adalah bijaksana;
cerdik dan pandai; berilmu. Kalimat ini berarti, hujan bulan juni itu
bijaksana, cerdik, berilmu dan pandai. Dan tak ada yang lebih arif dari hujan
bulan juni.
7. Dibiarkannya tak terucapkan diserap akar
pohon bunga itu.
Kalimat ini
menerangkan bahwa hujan bulan juni membiarkan tak mengucapkan apa-apa air-air
hujannya di serap oleh akar pohon yang berbunga.
Pembacaan hermeneutik puisi Hujan Bulan Juni.
Kita
dapat memaknai puisi Hujan Bulan Juni
ini dengan melihat judul yang dibuat oleh penyairnya, yaitu Hujan Bulan Juni. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa bulan juni merupakan musim kemarau yang jarang sekali hujan
datang. Jadi hujan bulan juni dapat disimbolkan sebagai penantian. Dalam puisi
ini menggambarkan seseorang yang tengah menanti seseorang yang ia kasihi. Untuk
memaknai puisi Hujan Bulan Juni
secara kesuluruhan dapat dilihat pembacaan hermeneutik dari setiap baitnya.
Bait pertama
Bait pertama menggambarkan seseorang
yang dengan tabahnya menanti seseorang yang ia cintai. Ia memuji penantianya
tidak ada yang lebih tabah dari penantiannya. Di bait pertama ini juga
menggambarkan bahwa ia menyembunyikan rasa rindunya kepada seseorang yang indah
yang ia cintai. Pohon berbunga itu diartikan sebagai seseorang yang indah yang
dinanti.
Bait kedua
Bait ini menggambarkan penantian
seseorang tersebut sangat bijak dan tak ada yang melebihi kebijakan
penantiannya. Ia pun menghapus segala keraguannya dalam menanti dan mencintai
seseorang tersebut.
Bait ketiga
Bait ketiga menggambarkan pemujian
kembali terhadap penantiannya. Ia mengatakan kembali bahwa tidak ada yang lebih
arif dari panantiannya. Di bait ketiga pula digambarkan bahwa pada akhirnya
penantiannya berbuah hasil manis. Cintanya diterima oleh seseorang yang ia
cintainya dapat dilihat dari kalimat diserap
akar pohon bunga itu. Dan ia membiarkan tidak terucap segala apa yang ia
rasakan selama penantian.
Simpulan
Puisi
Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
Damono menggambarkan tentang penantian seseorang kepada seseorang yang
dinantinya. Dengan sangat tabah, bijak, dan arif ia menanti. Dengan
merahasiakan segala rindunya, menghapus segala keraguannya dalam menanti.
Akhirnya penantiannya berbuah manis. Ia mendapatkan seseorang yang dinantinya
tersebut. Karena begitu tulusnya perasaan seseorang tersebut ia membiarkan tak
terucapkan segala apa yang ia rasa selama menanti. Puisi ini sangat memberikan
kita pelajaran betapa tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha.
Sesungguhnya kekuatan cinta itu nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar