Selasa, 18 Oktober 2016

MK APRESIASI PUISI (PENDEKATAN SEMIOTIIK)



Pendekatan Semiotik
 Zoest, 1993:18
      Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain

Pradopo (1994) 
      studi sastra bersifat semiotik adalah usaha untuk menganalisis karya sastra, di sini sajak khususnya, sebagai suatu sistem tanda-tanda dan menentukan konvensi-konvesi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna. Dengan melihat variasi-variasi di dalam struktur-struktur sajak atau hubungan dalam (internal) antarunsur-unsurnya akan dihasilkan bermacam-macam makna.

Culler (1981).
mencari tanda-tanda yang memungkinkan timbulnya makna sajak, maka menganalisis sastra itu tidak lain adalah memburu tanda-tanda (pursuit of sign).  
Elemen-elemen Dasar Semiotik
Komponen Tanda
tanda sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari dua bidang –seperti halnya selembar kertas-yaitu bidang penanda (signifier) nntuk menjelaskan ‘bentuk’ atau ’ekspresi’; dan bidang petanda (signified), untuk menjelaskan ‘konsep’ atau ‘makna’. 




tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol/lambang dan makna.
a. Lambang/Simbol
Lambang bagi Peirce merupakan bagian dari tanda. Setiap lambang adalah tanda dan tidak setiap tanda itu sebagai lambang. Adakalanya tanda dapat menjadi lambang secara keseluruhan yaitu dalam bahasa. Sebagai sistem tanda yang arbitrer, setiap tanda dalam bahasa merupakan lambang. Puisi sebagai karya dengan medium bahasa di dalamnya terdapat lambang yang berupa bunyi, baik vokal maupun konsonan yang menyiratkan makna tertentu.
1)      Tingkatan Tanda
Roland Barthes
Denotasi
·         denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna eksplisit, langsung dan pasti.
·         makna pada apa yang tampak. Misalnya foto wajah Barnadi berarti wajah Barnadi yang sesungguhnya.
·         denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi.
Konotasi
·         Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka dalam berbagai kemungkinan).
·         Konotasi dapat menghasilkan makna lapis kedua yang bersifat implisit, tersembunyi.
2)      Relasi Antartanda
Selain kombinasi tanda, analisis semiotika juga beruapaya mengungkap interaksi di antara tanda-tanda.
Metafora
·         sebuah model interaksi tanda, yang di dalamnya sebuah tanda dari sebuah sistem yang lainnya. Misalnya penggunaan metafora ‘kepala batu’ untuk menjelaskan seseorang yang tidak mau diubah pikirannya.
Metonimi
·         interaksi tanda, yang di dalamnya sebuah tanda diasosiasikan dengan tanda lain, yang di dalamnya terdapat hubungan bagian (part) dengan keseluruhan (whole). Misalnya, tanda botol (bagian) untuk mewakili ‘pemabuk’ (total). Atau, tanda mahkota untuk mewakili konsep tentang ‘kerajaan’.
Relasi metafora dan metonimi ini banyak digunakan di dalam puisi sebagai dua majas (figure of speech). Untuk menjelaskan makna-makna secara tidak langsung.

2.3  Unsur-unsur Puisi dalam Kajian Semiotik

1.      Diksi
diksi dapat diartikan berupa kecermatan pemilihan dan penggunaan kata-kata yang bertujuan untuk memperoleh efek ucapan atau tulisan yang disampaikan. 
2.      Makna Denotasi dan Konotasi
·         Makna denotasi adalah yang merujuk kepada makna sebenarnya (makna kamus)
·         Makna konotasi adalah arti tambahan yang ditimbulkan asosiasi-asosiasi yang keluardari denotasinya.
3.      Citraan
Citraan (imagery) merupakan sesuatu yang dirasakan atau dialami secara imajinatif. Dengan ketepatan pilihan kata dalam sebuah karya sastra (puisi) membantu daya bayang untuk menjelmakan gambaran yang nyata.
4.      Bahasa Kiasan
Adanya bahasa kias dapat mengefektikan penyampaian maksud. Dengan bahasa kias, imaji tambahan akan semakin mudah ditemukan sehingga yang abstrak menjadi konkret dan puisi lebih mudah dipahami dan nikmat untuk ditelaah.

Pengkajian puisi Hujan Bulan Juni
Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu                      

1989
Analisis Struktur Lahir Puisi Hujan Bulan Juni
1.     Diksi
Diksi yang terdapat pada puisi Hujan Bulan Juni ini menggunakan diksi konotatif, karena didominasi oleh kata-kata yang tidak menggunakan makna sebenarnya. Terdapat dalam kutipan berikut ini.
“tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni” (bait ke-1)


2.      Gaya Bahasa
Di dalam puisi ini diperkuat dengan majas personifikasi. Dapat terlihat pada kata hujan yang seolah-olah memiliki rasa seperti manusia yaitu rindu, bijak, arif, tabah, dan perilakunya (dirahasiakannya, dihapusnya, dibiarkan).
3.      Bunyi
         Rima: Bebas
4.      Tipografi
Tipografi pada puisi ini terdiri dari tiga bait dan tiap bait terdiri  dari empat baris. Dalam puisinya sendiri ditulis dengan menggunakan rata kiri. 

Analisis Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni
1.      Tema
Penantian
2.      Nada dan Suasana
Romantik, menggambarkan suasana harmonis.
3.      Perasaan
Memunculkan rasa tabah, bijak, dan arif.
4.      Amanat/Itikad
Tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha. Sesungguhnya kekuatan cinta itu nyata.
5.      Relevansi dengan kehidupan
Menggambarkan bahwa dalam mengharapkan sesuatu di hidup ini tidak selalu mudah didapat. Perlu adanya usaha yang sungguh-sungguh. Jika kita mau berusaha pasti akan ada hasil yang baik.

Analisis puisi Hujan Bulan Juni dilakukan tiap-tiap kalimat karena tanda-tanda yang terdapat dalam puisi ini berbentuk kalimat, bisa dibilang bukan merupakan satu kata saja. Maka analisisnya menurut kalimat-kalimat berikut ini.
1.      Hujan Bulan Juni
2.      Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
3.      Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
4.      Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
5.      Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
6.      Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
7.      Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Pembacaan heuristik puisi Hujan Bulan Juni.
1.      Hujan bulan juni.
Dari judul puisi ini sendiri Hujan Bulan Juni memiliki arti hujan yang terjadi di bulan juni.
2.      Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni.
Dalam KBBI kata tabah memiliki arti tetap dan kuat hati. Jadi kalimat ini mengartikan bahwa hujan di bulan juni memiliki sifat yang tetap dan kuat hati. Tidak ada yang melebihi ketabahan hujan di bulan juni.
3.      Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu.
Dalam KBBI kata rahasia memiliki arti sesuatu yg sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Kalimat ini mengartikan bahwa hujan di bulan juni menyembunyikan rindunya kepada pohon yang berbunga.
4.      Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni.
Dalam KBBI kata bijak adalah  selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir. Dalam kalimat ini mengartikan hujan di bulan juni menggunakan akal budinya, pandai dan mahir. Tidak ada yang lebih bijak dari hujan di bulan juni.
5.      Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu.
Dalam KBBI kata hapus adalah tidak terdapat atau tidak terlihat lagi; hilang. Kalimat ini berarti, hujan di bulan juni menghapus atau menghilangkan jejak-jejak kakinya yang ragu ragu.
6.      Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni.
Dalam KBBI kata arif adalah bijaksana; cerdik dan pandai; berilmu. Kalimat ini berarti, hujan bulan juni itu bijaksana, cerdik, berilmu dan pandai. Dan tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni.


7.      Dibiarkannya tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.
Kalimat ini menerangkan bahwa hujan bulan juni membiarkan tak mengucapkan apa-apa air-air hujannya di serap oleh akar pohon yang berbunga.

Pembacaan hermeneutik puisi Hujan Bulan Juni.
            Kita dapat memaknai puisi Hujan Bulan Juni ini dengan melihat judul yang dibuat oleh penyairnya, yaitu Hujan Bulan Juni. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bulan juni merupakan musim kemarau yang jarang sekali hujan datang. Jadi hujan bulan juni dapat disimbolkan sebagai penantian. Dalam puisi ini menggambarkan seseorang yang tengah menanti seseorang yang ia kasihi. Untuk memaknai puisi Hujan Bulan Juni secara kesuluruhan dapat dilihat pembacaan hermeneutik dari setiap baitnya.
Bait pertama
Bait pertama menggambarkan seseorang yang dengan tabahnya menanti seseorang yang ia cintai. Ia memuji penantianya tidak ada yang lebih tabah dari penantiannya. Di bait pertama ini juga menggambarkan bahwa ia menyembunyikan rasa rindunya kepada seseorang yang indah yang ia cintai. Pohon berbunga itu diartikan sebagai seseorang yang indah yang dinanti.
Bait kedua
Bait ini menggambarkan penantian seseorang tersebut sangat bijak dan tak ada yang melebihi kebijakan penantiannya. Ia pun menghapus segala keraguannya dalam menanti dan mencintai seseorang tersebut.
Bait ketiga
Bait ketiga menggambarkan pemujian kembali terhadap penantiannya. Ia mengatakan kembali bahwa tidak ada yang lebih arif dari panantiannya. Di bait ketiga pula digambarkan bahwa pada akhirnya penantiannya berbuah hasil manis. Cintanya diterima oleh seseorang yang ia cintainya dapat dilihat dari kalimat diserap akar pohon bunga itu. Dan ia membiarkan tidak terucap segala apa yang ia rasakan selama penantian.


Simpulan
            Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan tentang penantian seseorang kepada seseorang yang dinantinya. Dengan sangat tabah, bijak, dan arif ia menanti. Dengan merahasiakan segala rindunya, menghapus segala keraguannya dalam menanti. Akhirnya penantiannya berbuah manis. Ia mendapatkan seseorang yang dinantinya tersebut. Karena begitu tulusnya perasaan seseorang tersebut ia membiarkan tak terucapkan segala apa yang ia rasa selama menanti. Puisi ini sangat memberikan kita pelajaran betapa tidak ada yang tidak mungkin jika kita ingin berusaha. Sesungguhnya kekuatan cinta itu nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar