Senin, 10 Oktober 2016

PENULISAN KATA SERAPAN



MAKALAH 
PENULISAN  KATA SERAPAN


DISUSUN OLEH :

DEBI TENRI BALI
KAMELIA KAMARUDDIN
RAHMA SARI USMAN
 NUR FITRI SYAMARKANDI




BAB I

  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Salah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan kata-kata asing ke dalam bahasa Indonesia ini melahirkan permasalahan-permasalahan kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi dan anomali bahasa.
Perdebatan mengenai analogi dan anomali bahasa telah berlangsung sejak zaman Yunani kuno, dan sampai sekarang masih ada pendukung-pendukungnya. Pendapat masing-masing pendukung didasarkan pada kenyataan realita bahasa yang sama-sama akuratnya dan dengan argumen yang sama kuatnya. Perdebatan ini nampaknya seperti rel kereta api yang tidak memiliki ujung temu, masing-masing berpijak pada kutub yang berbeda.
Kalaupun perdebatan analogi dan anomali ini sudah berkembang sejak sekian waktu yang lama namun dalam kenyataan realita bahasa hal ini masih saja merupakan issu yang relevan dan aktual dengan perkembangan zaman. Issu analogi dan anomali memang merupakan issu yang menyangkut tentang perkembangan bahasa. Selagi bahasa masih berkembang, maka issu analogi and anomali masih selalu menyertainya.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian kata serapan?
2.      Apa saja syarat-syarat penyerapan bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana proses kata serapan masuk kedalan Bahasa Indonesia?
4.      Apa itu perspektif analogi dan anomali kata serapan dalam Bahasa Indonesia?
5.      Apa saja macam-macam kata serapan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kata serapan
2.      Untuk mengetahui apa saja syara-syarat penyerapan bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia
3.      Unruk mengetahui bagaimana proses kata serapan masuki kedalam Bahasa Indonesia
4.      Untuk mengetahui apa itu perspektif analogi ddan anomali masuk kedalam Bahasa Indonesia
5.      Untuk mengetahui macam-macam kata serapan









BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu—yang sering dianggap lebih mudah—adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

2.    Syarat-syarat Penyerapan Bahasa Asing ke dalam Bahasa Indonesia
Proses penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a.       Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya.
b.      Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c.       Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.


3.      Proses Kata Serapan Masuk Kedalam Bahasa Indonesia
A.    Adopsi
Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.

B.     Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
Option = Opsi
Fluctuate = Fluktuatif
Organization = Organisasi
Maximal = maksimal

C.     Pungutan
Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Cara ini dapat disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah makna kata tersebut.
Contoh:
Spare part = Suku cadang
Try out = Uji coba
Overlap = Tumpang tindih
Shuttle ship = Pesawat ulang-alik
4.      Perspektif Analogi dan Anomali Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
a. Perspektif Analogi
Analogi adalah keteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan analogis bila satuan tersebut sesuai dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Perubahan/penyesuaian yang terjadi dalam kata serapan dapat diketahui dengan membandingkan kata-kata sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa dilakukan dengan membandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri. Artinya, untuk mengetahui bahwa kata tersebut benar-benar kata serapan, maka perlu dilihat aslinya tanpa harus mengetahui proses perubahan/penyesuaian. Hal yang perlu diingat adalah bagaimana keadaan kata tersebut setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia -- sistem fonologi, sistem ejaan, dan struktur bahasa.
-Analogi dalam Sistem Fonologi
Banyak kata serapan yang sesuai dengan sistem dalam bahasa Indonesia, baik melalui proses penyesuaian atau tanpa proses penyesuaian. Contoh:
Aksi - action (Inggris)
Derajat - darrajat (Arab)
Jika dikaitkan dengan kenyataan historis, fonem /kh/ dan /sy/ diakui sebagai fonem lazim dalam sistem fonologi bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15). Namun, bila diselidiki lebih teliti secara historis, kedua fonem ini bukan fonem asli Indonesia. Semua kata yang menggunakan fonem /kh/ dan /sy/ masih bisa dilacak aslinya berasal dari bahasa Arab.
Jika fonem /kh/ dan /sy/ bukan asli Indonesia, maka pada awal munculnya dalam bahasa Indonesia bisa dianggap sebagai gejala penyimpangan/anomalis. Namun, setelah berlangsung lama, disertai frekuensi penggunaannya yang tinggi, maka dianggap sebagai gejala yang analogis. Fonem-fonem lain yang merupakan fonem serapan adalah /f/, /q/, /v/, dan /x/.
-Analogi dalam Sistem Ejaan
Sistem ejaan berhubungan dengan pembakuan. Pembakuan didasarkan pada Ejaan Yang Disempurnakan. Ada pembahasan khusus tentang penulisan unsur serapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38). Menurut taraf integrasinya, unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia dibagi menjadi (1) unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh: reshuffle. (2) Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia -- merupakan analogi bahasa. Contoh: Sentral - central.
b. Perspektif Anomali
Anomali adalah penyimpangan/ketidakteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan anomalis bila tidak sesuai/menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Untuk menentukan anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan cara memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan kaidah yang berlaku, maka kata tersebut termasuk anomalis. Kata-kata yang anomalis bisa dalam bentuk fonologi, ejaan, ataupun struktur.
-Anomali dalam Sistem Fonologi
Munculnya anomali dalam fonologi terjadi karena adanya kata asing yang diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia, tanpa mengalami perubahan penulisan dan bisa dibaca seperti aslinya. Contoh: Export asalnya export; Exodus asalnya exodus.
-Anomali dalam Sistem Ejaan
Semua kata asing yang secara utuh diserap ke dalam bahasa Indonesia, tanpa melalui penyesuaian dengan kaidah di dalam penulisan. Contoh: Bank - bank (Inggris); jum'at - jum'at (Arab).
Selain itu, terdapat pula kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis sebagaimana aslinya. Jika termasuk dalam gejala anomalis, kata-kata tersebut tidak menyimpang dari kaidah dalam bahasa Indonesia. Contoh: era - era (Inggris); formal - formal (Inggris).
-Anomali dalam Struktur
Struktur yang dimaksud adalah struktur kata. Kata bisa terdiri dari satu morfem, bisa juga tersusun dari dua morfem atau lebih.
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bisa terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih. Misalnya: federalisme - federalism (Inggris); bilingual - bilingual (Inggris); eksploitasi - exploitation (Inggris).
Proses penyerapan untuk kata-kata tersebut dilakukan secara utuh sebagai satu satuan. Contohnya, kata "Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal" dan "isme".
Kata serapan dari bahasa Inggris yang memiliki akhiran "tion", diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi berakhiran "si" karena mengalami penyesuaian. Ternyata hal ini memunculkan masalah kebahasaan, yaitu munculnya akhiran "sasi" yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris, seperti: islamisasi - islam + sasi; kristenisasi - kristen + sasi
Dalam linguistik, proses pembentukan ini disebut "anologi". Istilah anologis wajar digunakan karena menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah ada. Maksudnya, penggunaan struktur neonisasi didasarkan pada kata "mekanisasi" dan sejenisnya yang telah ada.
Akhiran "sasi" dalam bahasa Indonesia termasuk gejala anomali bahasa. Mengapa? Karena jika kita bandingkan dengan kaidah gramatikal, khususnya berkaitan dengan struktur morfologi kata, akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Hal ini berpotensi memunculkan permasalahan baru, yaitu masalah pengakuan dari para pakar yang memiliki legalitas di dalam bahasa. Akhiran (sasi) merupakan gejala anomali apabila akhiran "sasi" dianggap tidak resmi dalam bahasa Indonesia. Namun, jika akhiran "sasi" bisa diterima sebagai akhiran dalam bahasa Indonesia, maka ada perubahan dari anomali menjadi anologi. Proses penyerapan seperti ini juga terjadi pada bahasa Arab. Contoh: insani - insani; duniawi - dunyawi.
5.      Macam-Macam Kata Serapan
Ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa arab, dan bahasa jawa kuno.
1.       Bahasa Inggris
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah contoh kata-kata bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Application = Aplikasi
Actor = Aktor
Aquarium = Akuarium
Allergy = Alergi
Account = Akun
Aerobic = Aerobik
Ballpoint = Bolpen
Bomb = Bom
Bus = Bis
Boss = Bos
Balloon = Balon
Business = Bisnis
Book = Buku
Calculator = Kalkulator
Cartoon = kartun
Cellular = Seluler
Coin = Koin
Coffee = Kopi
Community = Komunitas
Copy = Salin
   
2.       Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun. Lamanya bangsa Belanda menduduki Indonesia memungkinkan bahasa Belanda terserap ke dalam bahasa Indonesia dan secara tidak sadar kita telah mengambil dan menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda tersebut. Bahasa Belanda merupakan bahasa yang paling banyak terserap ke dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh kata serapan yang diambil dari bahasa Belanda.
Amateur = Amatir
Akur = Akkoord
Acclamatie = Aklamasi
Akte = Akte
Atleet = Atlet
Berichten Berita
Bombarderen = Bombardir
Boetiek = Butik
Bezoek = Besuk
Chocolade = Coklat
Debiteur = Debitur
Dieet = Diet
Docent = Dosen
Egoistisch = Egois
Ijs = Es

3.       Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata Jawa kuno atau bahasa Sansekerta dikarenakan kebudayaan jawa merupakan pusat perkembangan kebudayaan di Indonesia pada zaman dahulu . Penyerapan ini juga akibat masih lekatnya orang-orang jawa dengan bahasa mereka sehingga mereka tetap menggunakan bahasanya walaupun zaman telah berekembang. Oleh karena seringnya penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi umum dimasyarakat dan secara tak sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari bahasa jawa kuno.
Cuba = Coba
Cahya = Cahaya
Dhenger = Denger
Garem = Garam
Duraka = Durhaka
Phala = Pahala
Bhasa = Bahasa
Ajian = mantra
Angkara = Murka
Aniaya = Menyiksa
Diwasa = Dewasa

4.      Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab diserapnya bahasa arab ke dalam bahasa Indonesia, yaitu bangsa arab sering melakukan perdagangan di Indonesia dan berinteraksi dengan penduduk pribumi dan Arab adalah Negara tempat berasalnya agama mayoritas di Indonesia. Berikut ini adalah contoh-contoh kata serapan dari bahasa Arab.
Abad = Abad
Abadi = Abadi
Bakhil/Baligh = Baligh
Halal = Halal
Haram = Haram
Ilmu = Ilmu
Lafazh = Lafal
Zhalim = Lalim
Maqalatun = Makalah
Rizqi = Rezeki
Zakarotil = Sekarat
Almanak = Almanak
Awal = Awal
Akhir = Akhir
Kahabar = Kabar

5.      Bahasa-Bahasa Lain
Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan porsi yang sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.
Contoh:
Bakiak = Bakiak  (Bahasa China)
Cincau = Cincau (Bahasa China)
Encang            = Paman (Bahasa China)
Encing = tante (Bahasa China)          
Armada = Armada (Bahasa Portugis)
Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)
Petti = Peti (Bahasa Tamil)
Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
Acar = Acar (Bahasa Parsi)
Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
Istana = Istana (Bahasa Parsi)

 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata.
B.     Saran
Sebagai manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, penulis merasa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada pembaca untuk membaca beberapa buku referensi yang terkait dengan materi pembahasan agar kiranya pengetahuan terasa semakin lengkap.




Daftar Pustaka





.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar