MAKALAH
PENULISAN KATA SERAPAN
DISUSUN OLEH :
DEBI TENRI BALI
KAMELIA KAMARUDDIN
RAHMA SARI USMAN
NUR FITRI SYAMARKANDI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap masyarakat bahasa
memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan
atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada
suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu
sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan
masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru
yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan
kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu--yang sering dianggap lebih
mudah--adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi
asal hal ihwal baru itu.
Salah satu bentuk
perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa
Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan
kata-kata asing ke dalam bahasa Indonesia ini melahirkan
permasalahan-permasalahan kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif
analogi dan anomali bahasa.
Perdebatan mengenai
analogi dan anomali bahasa telah berlangsung sejak zaman Yunani kuno, dan
sampai sekarang masih ada pendukung-pendukungnya. Pendapat masing-masing
pendukung didasarkan pada kenyataan realita bahasa yang sama-sama akuratnya dan
dengan argumen yang sama kuatnya. Perdebatan ini nampaknya seperti rel kereta
api yang tidak memiliki ujung temu, masing-masing berpijak pada kutub yang
berbeda.
Kalaupun perdebatan analogi dan anomali ini sudah berkembang sejak sekian
waktu yang lama namun dalam kenyataan realita bahasa hal ini masih saja
merupakan issu yang relevan dan aktual dengan perkembangan zaman. Issu analogi
dan anomali memang merupakan issu yang menyangkut tentang perkembangan bahasa.
Selagi bahasa masih berkembang, maka issu analogi and anomali masih selalu
menyertainya.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
pengertian kata serapan?
2. Apa
saja syarat-syarat penyerapan bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana
proses kata serapan masuk kedalan Bahasa Indonesia?
4. Apa
itu perspektif analogi dan anomali kata serapan dalam Bahasa Indonesia?
5. Apa
saja macam-macam kata serapan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian kata serapan
2. Untuk
mengetahui apa saja syara-syarat penyerapan bahasa asing kedalam Bahasa
Indonesia
3. Unruk
mengetahui bagaimana proses kata serapan masuki kedalam Bahasa Indonesia
4. Untuk
mengetahui apa itu perspektif analogi ddan anomali masuk kedalam Bahasa
Indonesia
5. Untuk
mengetahui macam-macam kata serapan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kata Serapan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain
(bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata.
Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk
mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke
benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang
dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain,
sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu
cara memenuhi keperluan itu—yang sering dianggap lebih mudah—adalah mengambil
kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
2. Syarat-syarat Penyerapan
Bahasa Asing ke dalam Bahasa Indonesia
Proses
penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat dipertimbangkan jika
salah satu syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu:
a. Istilah
serapan yang dipilih cocok konotasinya.
b. Istilah
yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah
serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimnya.
3.
Proses
Kata Serapan Masuk Kedalam Bahasa Indonesia
A. Adopsi
Proses adopsi adalah terserapnya bahasa
asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki
makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa
Indonesia.
Contoh:
Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.
B. Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses diserapnya
bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan
atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
Option
= Opsi
Fluctuate
= Fluktuatif
Organization
= Organisasi
Maximal
= maksimal
C. Pungutan
Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia terjadi akibat pemakai bahasa mengambil konsep dasar yang ada dalam
bahasa sumbernya, kemudian dicarikan padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
Cara ini dapat disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan
dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah
makna kata tersebut.
Contoh:
Spare
part = Suku cadang
Try
out = Uji coba
Overlap
= Tumpang tindih
Shuttle
ship = Pesawat ulang-alik
4.
Perspektif
Analogi dan Anomali Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
a.
Perspektif Analogi
Analogi adalah keteraturan bahasa.
Satuan bahasa dikatakan analogis bila satuan tersebut sesuai dengan
konvensi-konvensi yang berlaku. Perubahan/penyesuaian yang terjadi dalam kata
serapan dapat diketahui dengan membandingkan kata-kata sebelum masuk ke dalam
bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata
serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa dilakukan dengan membandingkan
unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri. Artinya, untuk
mengetahui bahwa kata tersebut benar-benar kata serapan, maka perlu dilihat
aslinya tanpa harus mengetahui proses perubahan/penyesuaian. Hal yang perlu
diingat adalah bagaimana keadaan kata tersebut setelah masuk ke dalam bahasa
Indonesia -- sistem fonologi, sistem ejaan, dan struktur bahasa.
-Analogi
dalam Sistem Fonologi
Banyak kata serapan yang sesuai dengan
sistem dalam bahasa Indonesia, baik melalui proses penyesuaian atau tanpa
proses penyesuaian. Contoh:
Aksi
- action (Inggris)
Derajat
- darrajat (Arab)
Jika dikaitkan dengan kenyataan
historis, fonem /kh/ dan /sy/ diakui sebagai fonem lazim dalam sistem fonologi
bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15). Namun, bila
diselidiki lebih teliti secara historis, kedua fonem ini bukan fonem asli
Indonesia. Semua kata yang menggunakan fonem /kh/ dan /sy/ masih bisa dilacak
aslinya berasal dari bahasa Arab.
Jika fonem /kh/ dan /sy/ bukan asli
Indonesia, maka pada awal munculnya dalam bahasa Indonesia bisa dianggap
sebagai gejala penyimpangan/anomalis. Namun, setelah berlangsung lama, disertai
frekuensi penggunaannya yang tinggi, maka dianggap sebagai gejala yang
analogis. Fonem-fonem lain yang merupakan fonem serapan adalah /f/, /q/, /v/,
dan /x/.
-Analogi
dalam Sistem Ejaan
Sistem ejaan berhubungan dengan
pembakuan. Pembakuan didasarkan pada Ejaan Yang Disempurnakan. Ada pembahasan
khusus tentang penulisan unsur serapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1994:38). Menurut taraf integrasinya, unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia
dibagi menjadi (1) unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Contoh: reshuffle. (2) Unsur pinjaman yang pengucapan dan
penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia -- merupakan analogi
bahasa. Contoh: Sentral - central.
b.
Perspektif Anomali
Anomali adalah
penyimpangan/ketidakteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan anomalis bila
tidak sesuai/menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Untuk menentukan
anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia, kita bisa
menggunakan cara memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh,
suatu kata yang tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan
kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata tersebut tidak
memiliki kesesuaian dengan kaidah yang berlaku, maka kata tersebut termasuk
anomalis. Kata-kata yang anomalis bisa dalam bentuk fonologi, ejaan, ataupun
struktur.
-Anomali
dalam Sistem Fonologi
Munculnya anomali dalam fonologi terjadi
karena adanya kata asing yang diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia,
tanpa mengalami perubahan penulisan dan bisa dibaca seperti aslinya. Contoh:
Export asalnya export; Exodus asalnya exodus.
-Anomali
dalam Sistem Ejaan
Semua kata asing yang secara utuh
diserap ke dalam bahasa Indonesia, tanpa melalui penyesuaian dengan kaidah di
dalam penulisan. Contoh: Bank - bank (Inggris); jum'at - jum'at (Arab).
Selain itu, terdapat pula kata-kata
asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis sebagaimana aslinya.
Jika termasuk dalam gejala anomalis, kata-kata tersebut tidak menyimpang dari
kaidah dalam bahasa Indonesia. Contoh: era - era (Inggris); formal - formal
(Inggris).
-Anomali
dalam Struktur
Struktur yang dimaksud adalah struktur
kata. Kata bisa terdiri dari satu morfem, bisa juga tersusun dari dua morfem
atau lebih.
Kata-kata asing yang diserap ke dalam
bahasa Indonesia bisa terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih.
Misalnya: federalisme - federalism (Inggris); bilingual - bilingual (Inggris);
eksploitasi - exploitation (Inggris).
Proses penyerapan untuk kata-kata
tersebut dilakukan secara utuh sebagai satu satuan. Contohnya, kata
"Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal"
dan "isme".
Kata serapan dari bahasa Inggris yang memiliki
akhiran "tion", diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi berakhiran
"si" karena mengalami penyesuaian. Ternyata hal ini memunculkan
masalah kebahasaan, yaitu munculnya akhiran "sasi" yang melekat pada
kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris, seperti: islamisasi - islam +
sasi; kristenisasi - kristen + sasi
Dalam linguistik, proses pembentukan ini
disebut "anologi". Istilah anologis wajar digunakan karena
menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah ada. Maksudnya,
penggunaan struktur neonisasi didasarkan pada kata "mekanisasi" dan
sejenisnya yang telah ada.
Akhiran "sasi" dalam bahasa
Indonesia termasuk gejala anomali bahasa. Mengapa? Karena jika kita bandingkan
dengan kaidah gramatikal, khususnya berkaitan dengan struktur morfologi kata,
akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Hal ini berpotensi
memunculkan permasalahan baru, yaitu masalah pengakuan dari para pakar yang
memiliki legalitas di dalam bahasa. Akhiran (sasi) merupakan gejala anomali
apabila akhiran "sasi" dianggap tidak resmi dalam bahasa Indonesia.
Namun, jika akhiran "sasi" bisa diterima sebagai akhiran dalam bahasa
Indonesia, maka ada perubahan dari anomali menjadi anologi. Proses penyerapan
seperti ini juga terjadi pada bahasa Arab. Contoh: insani - insani; duniawi -
dunyawi.
5.
Macam-Macam
Kata Serapan
Ada beberapa bahasa asing yang diserap
ke dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah bahasa inggris, bahasa belanda,
bahasa arab, dan bahasa jawa kuno.
1.
Bahasa Inggris
Karena
bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan oleh seluruh
bangsa di dunia untuk berkomunikasi, bahasa ini dapat dengan mudah masuk dan
diterima oleh pemakai bahasa Indonesia. Di bawah ini adalah contoh kata-kata
bahasa Inggris yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Application
= Aplikasi
Actor
= Aktor
Aquarium
= Akuarium
Allergy
= Alergi
Account
= Akun
Aerobic
= Aerobik
Ballpoint
= Bolpen
Bomb
= Bom
Bus
= Bis
Boss
= Bos
Balloon
= Balon
Business
= Bisnis
Book
= Buku
Calculator
= Kalkulator
Cartoon
= kartun
Cellular
= Seluler
Coin
= Koin
Coffee
= Kopi
Community
= Komunitas
Copy
= Salin
2.
Bahasa Belanda
Belanda telah menjajah Indonesia selama
tiga ratus lima puluh tahun. Lamanya bangsa Belanda menduduki Indonesia
memungkinkan bahasa Belanda terserap ke dalam bahasa Indonesia dan secara tidak
sadar kita telah mengambil dan menggunakan kata-kata dari bahasa Belanda
tersebut. Bahasa Belanda merupakan bahasa yang paling banyak terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh kata serapan yang diambil dari bahasa
Belanda.
Amateur
= Amatir
Akur
= Akkoord
Acclamatie
= Aklamasi
Akte
= Akte
Atleet
= Atlet
Berichten
Berita
Bombarderen
= Bombardir
Boetiek
= Butik
Bezoek
= Besuk
Chocolade
= Coklat
Debiteur
= Debitur
Dieet
= Diet
Docent
= Dosen
Egoistisch
= Egois
Ijs
= Es
3.
Bahasa Jawa Kuno
Bahasa Indonesia juga menyerap kata-kata
Jawa kuno atau bahasa Sansekerta dikarenakan kebudayaan jawa merupakan pusat
perkembangan kebudayaan di Indonesia pada zaman dahulu . Penyerapan ini juga
akibat masih lekatnya orang-orang jawa dengan bahasa mereka sehingga mereka
tetap menggunakan bahasanya walaupun zaman telah berekembang. Oleh karena
seringnya penggunaan bahasa Jawa, bahasa ini menjadi umum dimasyarakat dan
secara tak sadar digunakan secara luas. Berikut ini adalah contoh-contoh kata
serapan dari bahasa jawa kuno.
Cuba
= Coba
Cahya
= Cahaya
Dhenger
= Denger
Garem
= Garam
Duraka
= Durhaka
Phala
= Pahala
Bhasa
= Bahasa
Ajian
= mantra
Angkara
= Murka
Aniaya
= Menyiksa
Diwasa
= Dewasa
4.
Bahasa Arab
Ada dua faktor yang menjadi penyebab
diserapnya bahasa arab ke dalam bahasa Indonesia, yaitu bangsa arab sering
melakukan perdagangan di Indonesia dan berinteraksi dengan penduduk pribumi dan
Arab adalah Negara tempat berasalnya agama mayoritas di Indonesia. Berikut ini
adalah contoh-contoh kata serapan dari bahasa Arab.
Abad
= Abad
Abadi
= Abadi
Bakhil/Baligh
= Baligh
Halal
= Halal
Haram
= Haram
Ilmu
= Ilmu
Lafazh
= Lafal
Zhalim
= Lalim
Maqalatun
= Makalah
Rizqi
= Rezeki
Zakarotil
= Sekarat
Almanak
= Almanak
Awal
= Awal
Akhir
= Akhir
Kahabar
= Kabar
5.
Bahasa-Bahasa Lain
Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang
terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan porsi yang sedikit dibandingkan
dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa China,
Portugis, Tamil, Parsi.
Contoh:
Bakiak
= Bakiak (Bahasa China)
Cincau
= Cincau (Bahasa China)
Encang = Paman (Bahasa China)
Encing
= tante (Bahasa China)
Armada
= Armada (Bahasa Portugis)
Algoz
= Algojo (Bahasa Portugis)
Banco
= Bangku (Bahasa Portugis)
Bolo
= Bolu (Bahasa Portugis)
Petti
= Peti (Bahasa Tamil)
Ulogam
= Logam (Bahasa Tamil)
Kadai
= Kedai (Bahasa Tamil)
Acar
= Acar (Bahasa Parsi)
Anggur
= Anggur (Bahasa Parsi)
Istana
= Istana (Bahasa Parsi)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah kata yang berasal dari bahasa lain
(bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya
disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk memperkaya kosa kata.
B.
Saran
Sebagai
manusia biasa yang jauh dari kata sempurna, penulis merasa banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada
pembaca untuk membaca beberapa buku referensi yang terkait dengan materi
pembahasan agar kiranya pengetahuan terasa semakin lengkap.
Daftar Pustaka
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar